Jumat 10 Feb 2023 18:18 WIB

Impor Beras yang Belum Masuk Tersisa 30 Ribu Ton

Perum Bulog mencatat, realisasi impor beras telah mencapai sekitar 470 ribu ton.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ahmad Fikri Noor
Karyawan menata beras Bulog untuk retail usai peninjauan penyediaan beras Bulog di Hypermart Puri Indah, Jakarta, Rabu (8/2/2023). Perum Bulog mencatat, realisasi impor beras telah mencapai sekitar 470 ribu ton hingga pekan pertama Februari 2023.
Foto: Republika/Prayogi.
Karyawan menata beras Bulog untuk retail usai peninjauan penyediaan beras Bulog di Hypermart Puri Indah, Jakarta, Rabu (8/2/2023). Perum Bulog mencatat, realisasi impor beras telah mencapai sekitar 470 ribu ton hingga pekan pertama Februari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Perum Bulog mencatat, realisasi impor beras telah mencapai sekitar 470 ribu ton hingga pekan pertama Februari 2023. Diharapkan, proses pengiriman beras impor bakal selesai pada pekan depan. Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaluddin Iqbal mengatakan, sebanyak 30 ribu ton beras tersebut masih dalam perjalanan menuju pelabuhan Indonesia. 

"Kurang lebih 30 ribu ton yang belum sandar. Tapi, ada faktor cuaca, iklim, ombak banyak faktor di jalan," kata Awaluddin di Mapolda Banten, Serang, Jumat (10/2/2023). 

Baca Juga

Lebih lanjut, ia menuturkan, kelancaran bongkar muat di pelabuhan juga mempengaruhi waktu kedatangan beras Bulog. Jika cuaca buruk, proses bongkar muat harus ditunda karena dapat membuat beras jadi rusak. 

Seperti diketahui, Bulog mendapatkan penugasan impor beras sebanyak 500 ribu ton sejak Desember 2022 lalu. Impor beras didatangkan dari Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Pakistan. Beras yang didatangkan itu setara dengan kualitas premium dengan harga Rp 9.000 per kg tiba di gudang. Sementara, Bulog menjualnya dengan harga Rp 8.300 dan digunakan untuk operasi pasar beras guna menurunkan harga beras. 

Sebelumnya, Direktur Utama Bulog, Budi Waseso mengakui mayoritas cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola sudah merupakan pasokan impor. Pasalnya, penyerapan dalam beras produksi dalam negeri masih minim dan ditargetkan akan mulai naik signifikan pada puncak panen raya Maret mendatang.

"Cadangan beras mayoritas impor dan terbanyak ada di Jawa karena kebutuhan (di Jawa) juga besar," kata Buwas. 

Buwas mengungkapkan, panen padi sudah terjadi di beberapa titik sentra beras. Hanya saja, Bulog belum melakukan penyerapan secara masif agar panen saat ini bisa memenuhi kebutuhan pasar lokal terlebih dahulu.

Ia pun memastikan, stok CBP yang masih dimiliki Bulog saat ini cukup hingga setelah lebaran di bulan April mendatang. "Itu kalau tidak ada panen, tapi kalau ada panen ya kita lihat karena tugas Bulog tahun ini (mengelola) stok beras 2,4 juta ton," katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement