REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi menyampaikan, Arab Saudi merupakan salah satu negara penting bagi Indonesia dalam membuka akses pasar baru di negara nontradisional khususnya Kawasan Timur Tengah. Produk makanan olahan merupakan komoditas primadona ekspor Indonesia, tak terkecuali Arab Saudi.
"Nilai ekspor Indonesia untuk produk makanan olahan ke Arab Saudi tahun 2022 mengalami pertumbuhan positif lebih dari 40 persen dengan produk utama ekspor antara lain olahan ikan, saus dan olahannya, aneka biskuit, kecap, dan olahan pasta,” jelas Didi, Jumat (10/2/2023).
Total perdagangan Indonesia dan Arab Saudi pada 2022 mencapai 7,51 miliar dolar AS. Tren perdagangan kedua negara terus menunjukkan peningkatan dengan ekspor nonmigas Indonesia senilai 2,01 miliar dolar AS dan impor senilai 11,3 juta dolar AS.
Pada hari yang sama Mendag Zulkifli Hasan melepas ekspor perdana produk UMKM berupa 22 produk makanan olahan merek Helda’s Snack yang diproduksi PT Safeline Indonesia. Dua puluh dua produk makanan olahan itu dilepas untuk tujuan Jeddah, Arab Saudi dan akan dikirimkan secara bertahap dengan total nilai 453 ribu dolar AS.
Pelepasan ekspor ini merupakan kerja sama antara Kementerian Perdagangan, PT Pos Indonesia Persero, PT Pos Logistik Indonesia, dan Yayasan Bina Insan Gemilang (BIG) Indonesia. Yayasan BIG Indonesia merupakan yayasan yang bergerak dalam pengembangan sumber daya manusia untuk memberdayakan masyarakat usia muda dalam wirausaha, sosial dan pendidikan, termasuk pengembangan UMKM untuk memasuki ritel modern dan pasar ekspor.
Sejak 2006, Helda’s Snack sudah mengekspor produknya ke Kanada, Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Amerika Serikat.