Sabtu 11 Feb 2023 13:58 WIB

Pengamat: Evaluasi Harga BBM Nonsubsidi Ikuti Keekonomian Pasar Perlu Diterapkan

Pemerintah perlu menggencarkan sosialisasi penyesuaian harga BBM nonsubsidi.

Red: Friska Yolandha
Petugas melayani warga mengisi BBM di salah satu SPBU di kawasan Senen, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Pemerintah resmi mengumumkan penurunan harga BBM jenis Pertamax dari Rp 13.900 per liter menjadi Rp 12.800 per liter, Pertamax Turbo dari Rp 15.200 per liter menjadi Rp 14.050 per liter, Dexlite dari Rp 18.300 per liter menjadi Rp 16.150 per liter dan Pertamina Dex dari Rp 18.800 per liter menjadi Rp 16.750 per liter yang mulai berlaku per 3 Januari 2023 pukul 14.00 WIB. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas melayani warga mengisi BBM di salah satu SPBU di kawasan Senen, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Pemerintah resmi mengumumkan penurunan harga BBM jenis Pertamax dari Rp 13.900 per liter menjadi Rp 12.800 per liter, Pertamax Turbo dari Rp 15.200 per liter menjadi Rp 14.050 per liter, Dexlite dari Rp 18.300 per liter menjadi Rp 16.150 per liter dan Pertamina Dex dari Rp 18.800 per liter menjadi Rp 16.750 per liter yang mulai berlaku per 3 Januari 2023 pukul 14.00 WIB. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fahmy Radhi, Pengamanat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), menilai ide untuk mengevaluasi harga BBM nonsubsidi mengikuti harga keeknomian pasar yang terus bergerak sangat tepat untuk diterapkan. Hal ini dinilai wajar dalam dunia bisnis dan tidak ada yang dilanggar selama memang yang diatur memang tidak disubsidi oleh pemerintah.

Dia menjelaskan, pengguna BBM nonsubsidi sebagian besar adalan kalangan menengah ke atas. Selain itu, dengan dibiarkan floating tidak akan ada perubahan harga drastis yang justru mengejutkan masyarakat. Misalnya jika tiba-tiba harga minyak dunia naik tapi harga ditahan dan baru dua atau tiga bulan kemudian naik signifikan masyarakat pasti akan terkejut.

Baca Juga

Menurut Fahmy, ini jadi pekerjaan Pemerintah dan Pertamina untuk menggencarkan edukasi kepada masyarakat tentang mekanisme penetapan harga BBM nonsubsidi yang benar. Konsumen BBM nonsubsidi akan menerima fluktuasi harga, apalagi naik atau pun turun harganya juga tidak terlalu besar. Secara tidak sadar konsumen akan terbiasa dengan penetapan harga yang berubah, baik harga naik ataupun turun mengikuti perkembangan harga minyak global. “Kebijakan itu menurut saya tepat dan konsumen nantinya secara otomatis akan terbiasa tapi agar membiasakan konsumen," jelas Fahmy dalam keterangan yang diterima Sabtu (11/2/2023).

Basuki Trikora Putra, Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas), sebelumnya menyatakan tidak ada yang salah dengan penetapan harga BBM nonsubsidi oleh badan usaha secara berkala. Apalagi penetapan harga BBM nonsubsidi oleh badan suaha sangat memperhatikan kondisi pertumbuhan ekonomi, sektor industri, daya beli dan kelangsungan bisnis badan usaha.