REPUBLIKA.CO.ID., JENEWA -- Dampak dari gempa mematikan minggu lalu di Turki dan Suriah mulai dibahas di PBB pada hari Selasa (14/2/2023)
Sebanyak 4,6 juta anak yang tinggal di 10 provinsi di Turki terkena dampak dua gempa besar pada 6 Februari, dan 2,5 juta anak di Suriah juga mengalami hal yang sama, menurut juru bicara UNICEF James Elder.
Elder mengungkapkan keprihatinan bahwa ribuan anak mungkin tewas dalam gempa bumi tersebut dan dia menggarisbawahi perlunya dukungan tambahan untuk anak-anak dan keluarga mereka.
Kenneth Crossley, Direktur Negara dan Perwakilan untuk Program Pangan Dunia (WFP) di Suriah, mengungkapkan bahwa ada segitiga antara Aleppo, Hama dan Latakia yang terkena dampak gempa bumi yang parah.
Dia juga mencatat bahwa tidak hanya satu kelompok tetapi semua orang terkena dampaknya oleh gempa bumi.
Crossley mengatakan bahwa pihaknya tengah bekerja sama secara ekstensif dengan mitra mereka untuk merawat yang terluka, termasuk di barat laut Suriah.
WFP mulai bekerja dengan mitranya untuk menyajikan makanan hangat di tempat penampungan sukarelawan beberapa jam setelah gempa bumi.
Bantuan makanan diberikan kepada sekitar 180.000 orang di barat laut Suriah, tambah dia.
Mengatakan mereka menyambut baik pembukaan perbatasan di barat laut Suriah untuk akses bantuan kemanusiaan internasional, Crossley menuturkan bahwa ini sangat penting untuk kelanjutan bantuan kemanusiaan.
Dia mengatakan sebelum gempa, ada 5,5 juta orang yang membutuhkan bantuan pangan di Suriah, dan jumlah ini semakin meningkat setelah bencana.
Paul Dillon, juru bicara Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), mengatakan 11 truk bermuatan bantuan kemanusiaan dikirim pada Selasa ke Suriah barat laut melalui Gerbang Perbatasan Bab Al-Salam di Azaz dan melalui Gerbang Perbatasan Oncupinar di provinsi Kilis, Turki.
Dia juga mengatakan IOM sejauh ini telah mengirimkan 30 truk bantuan ke Idlib.