Kamis 16 Feb 2023 17:12 WIB

Rekonstruksi Ungkap Anggota Densus 88 Keliling Jakarta Cari Mangsa Sebelum Bunuh Sony

Sony Rizal Tahitu menjadi korban pencurian disertai pembunuhan Bripda Haris.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Tersangka Bripda Haris Sitanggang (HS) seorang anggota Densus 88 Antiteror Polri, turut dihadirkan dalam rekonstruksi kasus pembunuhan sopir taksi online, digelar di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (16/2).
Foto: Republika/Ali Mansur
Tersangka Bripda Haris Sitanggang (HS) seorang anggota Densus 88 Antiteror Polri, turut dihadirkan dalam rekonstruksi kasus pembunuhan sopir taksi online, digelar di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (16/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, Bripda Haris Sitanggang (HS) sempat berkeliling Jakarta mencari mangsa kendaraan roda empat untuk dicuri. Pada akhirnya, Sony Rizal Taihitu yang menjadi korban pencurian disertai pembunuhan yang dilakukan oleh Bripda Haris.

Berdasarkan rekonstruksi kasus yang digelar penyidik Polda Metro Jaya, Haris mulai berkeliling mencari mangsa pada hari Jumat tanggal 20 Januari 2023. Dimulai dengan menaiki bus TransJakarta dari halte ke halte sembari memantau situasi jalanan dan mencari mobil yang akan dicurinya. Bahkan Bripda Haris sempat beberapa kali naik taksi online untuk mencuri tapi urung terjadi. 

Baca Juga

"Tersangka mencoba mencari sasaran dengan cara menghampiri taksi online yang sedang ngetem dipinggir jalan lalu naik seolah-olah hendak menggunakan jasa mereka, tapi saat itu tersangka belum berani melakukan aksi pencurian. Hal tersebut terjadi sampai tiga kali," kata Kompol Tommy Haryono, saat memimpin jalannya rekonstruksi, Kamis (16/2/2023).

Kemudian sampai pada akhirnya, Bripda Haris menaiki mobil Avanza warna merah milik Sony di kawasan Halte Semanggi, Jakarta Selatan menuju Perumahan Bukit Cengkeh, Depok pada 23 Januari 2023 pagi. Lantaran pesanan tidak menggunakan aplikasi, korban dan tersangka sepakat terkait ongkos perjalanan sebesar Rp 90 ribu.

Dalam perjalanan Haris meminta turun untuk meminjam uang ke temannya dan dia mengatakan kepada korban jika temannya tidak ada. Lalu dia meminta pada korban agar berhenti jika ada mesin ATM. Padahal di ATM miliknya sudah tidak ada uang. Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan ke Bukit Cengkeh.

Setelah dari mesin ATM tersangka kembali lagi ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan untuk kembali lagi ke Perumahan Bukit Cengkeh. Setibanya di lokasi, Haris mengaku kepada korban jika sebenarnya dirinya tak memiliki uang untuk membayar ongkos sembari mengambil pisau yang dibawanya.

Korban sempat membalikkan badannya ke arah Haris dan menanyakan tindakan tersangka. Kemudian tersangka menodongkan sebilah pisau yang tersangka bawa ke arah korban tersebut sembari mengatakan bahwa dirinya adalah anggota. 

"Korban mengatakan maksudmu apa anjing nodong-nodong, sembari meraih wajah tersangka dan berusaha mendorong tangan tersangka," ungkap penyidik.

Setelah terjadi perdebatan, Haris pun menyerang korban dengan menusuk korban menggunakan pisau. Namun tersangka tidak bisa memastikan di bagian mana korban terkena tusukan namun tersangka merasakan tusukan terakhir tekena di bagian kepala. Ketika itu korban belum tewas dan Haris yang duduk di kursi depan berniat mengambil alih kemudi dengan cara keluar mobil dan menuju pintu sopir.

"Namun saat tersangka mencoba membuka pintu sopir ternyata pintu tersebut sudah terkunci. Mencoba membuka pintu mobil satu per satu tapi tidak berhasil," terangnya. 

Kondisi tersebut membuat Haris panik, karena korban terus-terus membunyikan klakson mobil sampai ada warga keluar dari dalam rumah. Lalu Haris lari ke luar perumahan dan korban tetap mengendarai mobilnya sampai arah pos penjagaan dan bertemu dua orang penjaga.

"Korban menjalankan kendaraan ke arah Jalan Nusantara sembari membunyikan klakson berkali-kali," tutur Tommy. 

Rusni Masna Asmita istri dari Sony Rizal Tahitu (56 tahun) yang ikut menghadiri rekonstruksi Bripda Haris Sitanggang menangis histeris dan pingsan. Awalnya, Rusni dapat menyaksikan dengan seksama adegan demi adegan kasus pembunuhan yang menewaskan suaminya tersebut. Namun, setelah rekonstruksi selesai dan tersangka Bripda Haris dibawa ke dalam Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Rusni langsung histeris.

"Haris tega sekali kamu menghabisi nyawa suamiku. Banyak kau bohong suamiku baik haris suamiku baik, gak mungkin hanya karna itu. Aku percaya suamiku, penjahat," teriak Rusni sembari menangis. 

Selain itu, Rusni juga menuduh Bripda Haris sebagai pembohong. Dia menyebut Bripda Haris membohongi semua orang terkait aksi pembunuhan yang dilakukan terhadap Sony. Namun ia mengingatkan bahwa Tuhan tidak akan bisa dibohongi. Dengan lantang Rusni juga mengatakan Tuhan yang akan mengungkapkan kebenarannya.

"Tiga minggu kau di situ, mulusnya badanmu keliatan ujung kaki sampai kepala. Hebat kau ya Haris, hebat kau!," keluh Rusni. 

Kemudian anggota keluarga yang turut hadir dan juga kuasa hukum, Jundri R Berutu berupaya menenangkan Rusni. Namun tiba-tiba, Rusni tidak sadarkan diri. Orang-orang yang ada disekililingnya pun menahan agar tubuh Rusni tidak roboh. Lalu dibantu polisi keluarga Rusni di evakuasi menjauh dari area rekonstruksi. 

 

photo
Cara Masyarakat Mencegah Aksi Bunuh Diri - (Republika.co.id)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement