Jumat 17 Feb 2023 19:03 WIB

Ridwan Kamil Sebut Inggit Ganarsih Berjasa

Gubernur Jabar Ridwan Kamil sebut Inggit Ganarsih sangat berjasa.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Pelajar mengheningkan cipta saat kegiatan Bulan Cinta Ibu Inggit Garnasih di halaman Rumah Bersejarah Inggit Garnasih, Jalan Ibu Inggit Garnasih, Astanaanyar, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Gubernur Jabar Ridwan Kamil sebut Inggit Ganarsih sangat berjasa.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pelajar mengheningkan cipta saat kegiatan Bulan Cinta Ibu Inggit Garnasih di halaman Rumah Bersejarah Inggit Garnasih, Jalan Ibu Inggit Garnasih, Astanaanyar, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Gubernur Jabar Ridwan Kamil sebut Inggit Ganarsih sangat berjasa.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar, saat ini terus memproses usulan Inggit Ganarsih menjadi Pahlawan Nasional. Gubernur Jabar Ridwan Kamil beraharap, diusulan ketiga ini Inggit Ganarsih bisa lolos menjadi Pahlawan Nasional. Karena, sangat berjasa mendukung perjuangan Bung Karno.

"Alhamdulillah, kita mengusulkan di hari lahir Ibu Inggit Ganarsih untuk menjadi pahlawan nasional," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai acara Seminar Nasional Pengusulan Inggit Ganarsih sebagai Pahlawan Nasional di Hotel Homan, Jumat (17/2/2023).

Baca Juga

Emil mengatakan, pihaknya menganggap Inggit Ganarsih, sangat berjasa karena pada saat Bung Karno di penjara baik di Banceuy, maupun Sukamiskin dan Ende itu yang menemani Inggit Ganarsih.

"Definisinya bukan menemani, tapi berkorban harta juga. Ibu Inggit harus menjual harta, kemudian membuat usaha bikin bedak dijual yang akhirnya membuat Bung Karno bangkit. Lebih pintar, lebih cerdas. Ujungnya terjadi pergerakan, pergerakan menjadi kemerdekaan. Kita sekarang mendapat kenikmatan, menikmati kemajuan yang kita rasakan hari ini," paparnya.

Emil berharap, pengajuan Pahlawan Nasional ini bisa disetujui. "Mungkin tidak tahun ini karena berproses tapi kita harapkan minimal tahun depan disetujui oleh pemerintah pusat," katanya.

Menurut Emil, pengajuan ini merupakan ketiga kalinya. Karena, secara aturan maksimal diajukan tiga kali. Pihaknya doakan aja di kali ketiga lolos.

"Saya enggak bisa berandai-berandai, setiap momen dalam pengajuan ada dinamika sosial politiknya. Contohnya Prof Mochtar ada antrian. Ini hanya masalah yang saya tidak bisa menebak, tapi keputusan adalah diskresi dari presiden," paparnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement