REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan, permintaan pembiayaan korporasi terindikasi tumbuh positif pada Januari 2023. Berdasarkan keterangan resmi di Jakarta, Jumat (17/2/2023), Erwin menuturkan, kondisi tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 12,1 persen. Meski begitu, SBT pada Januari 2023 tersebut melambat dibandingkan SBT 21,5 persen pada Desember 2022.
Pertumbuhan tersebut ditopang sektor informasi dan komunikasi, sementara perlambatan antara lain terjadi pada sektor pertanian dan perdagangan, sedangkan pada sektor reparasi mobil dan motor mengalami penurunan. Perlambatan yang terjadi merupakan dampak dari penurunan kegiatan operasional karena lemahnya permintaan domestik maupun ekspor.
Hasil Survei Permintaan dan Penawaran Pembiayaan Perbankan BI menunjukkan mayoritas pembiayaan terutama bersumber dari dana sendiri, diikuti oleh pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik, pinjaman atau utang dari perusahaan induk, dan penambahan kredit baru ke perbankan dalam negeri.
Di sisi rumah tangga, permintaan pembiayaan baru terindikasi meningkat pada Januari 2023. Mayoritas rumah tangga mengajukan jenis pembiayaan berupa Kredit Multi Guna dan memilih bank umum sebagai sumber utama penambahan pembiayaan.
Sumber pembiayaan lainnya yang menjadi preferensi rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan antara lain koperasi dan leasing. Sementara itu, penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Januari 2023 terindikasi lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit baru terindikasi menurun pada jenis Kredit Investasi (KI) dan Kredit Modal Kerja (KMK), sedangkan Kredit Konsumsi dan Kredit Konsumsi lainnya terindikasi tumbuh positif meski sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Faktor utama yang memengaruhi perkiraan penyaluran kredit baru tersebut adalah permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain.