REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang memiliki lesung pipit, yaitu lekuk kecil pada pipi yang tampak ketika tersenyum. Sebenarnya, apa yang menyebabkan seseorang punya lesung pipit, dan mengapa sebagian orang memilikinya sementara yang lain tidak?
Menurut metaanalisis tahun 2019 di The Journal of Craniofacial Surgery, sekitar satu dari lima orang memiliki lesung pipit. Sebenarnya, lesung pipit tidak hanya ada di pipi, tetapi dapat ditemukan di bagian tubuh lainnya, seperti dagu dan punggung bawah.
Lesung pipit pada pipi dibentuk oleh variasi anatomi otot wajah yang disebut zygomaticus mayor (ZMj). Umumnya, ZMj menarik mulut ke atas dan ke bawah, menciptakan ekspresi wajah senang atau sakit dan segala sesuatu di antaranya.
Pada orang dengan lesung pipit, ZMj terbagi menjadi dua kelompok otot, satu di atas sudut mulut dan yang lainnya di bawah. Ini disebut ZMj ganda atau bifid.
Saat kulit bergerak di atas dua kelompok otot, itu akan membentuk lekukan, dan terlihatlah lesung pipit. Lesung pipit dapat terbentuk pada satu atau kedua pipi, meski lesung pipit tunggal lebih jarang terjadi.
Kedalaman dan ukuran lesung pipit bisa bervariasi. Biasanya, terletak di sisi mulut dan tampak lebih dalam saat orang tersenyum atau tertawa.
Menurut analisis, lesung pipit diwariskan secara genetik. Ulasan ilmiah pada 2015 yang terbit di Innovative Journal of Medical and Health Science menyebutkan, orang yang salah satu orang tuanya berlesung pipit memiliki peluang 25 persen hingga 50 persen untuk punya lesung pipit. Sementara, jika kedua orang tua berlesung pipit, peluangnya 50 hingga 100 persen.
"Teori utamanya adalah bahwa pewarisan bersifat autosomal dominan, hanya satu dari sepasang gen yang diperlukan untuk munculnya lesung pipit dan bahwa gen ini dapat diwariskan dari ibu atau ayah," kata konsultan bedah mulut dan maksilofasial di Inggris, Ross Elledge.
Banyak orang yang terlahir dengan lesung pipit akan tetap memilikinya seumur hidup. Namun, segelintir orang bisa saja kehilangan lesung pipit seiring bertambahnya usia. Menurut Genetic Science Learning Center, ada juga yang hanya punya lesung pipit di masa kanak-kanak.