Selasa 21 Feb 2023 22:15 WIB

28 KK Masih Bertahan di Pengungsian Pascaerupsi Gunung Karangetang

Hingga kini aktivitas vulkanik Gunung Karangetang masih berlanjut.

Gunung api Karangetang mengeluarkan lava pijar di Ulu Siau, kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara. ilustrasi
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Gunung api Karangetang mengeluarkan lava pijar di Ulu Siau, kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Sebanyak 28 kepala keluarga yang tinggal di Kulu dan Kola-Kola, Kelurahan Bebali, Kecamatan Siau Timur, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, masih diungsikan pascaerupsi Gunung Karangetang. "Ya mereka masih menempati museum untuk tempat mengungsi," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sonny Belseran di Manado, Selasa (21/2/2023).

Hingga kini, kata dia, aktivitas vulkanik Gunung Karangetang masih berlanjut, namun luncuran lava pijar masih relatif jauh dari permukiman warga. Karena itu dia berharap warga yang tinggal di beberapa lalu yang hulunya berasal dari puncak kawah Karangetang berhati-hati.

Baca Juga

"Bila memang luncuran lava tersebut berpotensi mengancam permukiman penduduk, kami akan mengevakuasi ke daerah yang lebih aman," katanya.

Pemerintah kabupaten, kata dia, terus menyediakan logistik makanan kepada 28 kepala keluarga yang menempati gedung

museum tersebut. "Bantuan logistik dari berbagai pihak seperti perbankan hingga aparat keamanan masih berlangsung," ujarnya.

Sebelumnya, di Lindongan II Kelurahan Bebali (Kulu) ada sebanyak empat kepala keluarga yang diungsikan. Sementara di Lindongan III (Kola-Kola) lebih banyak yaitu 24 kepala keluarga. 

Sebanyak 28 kepala keluarga yang diungsikan terdiri dari laki-laki (39 jiwa) dan perempuan (38 jiwa) atau sebanyak 77 jiwa yang terdiri dari balita (lima jiwa), anak-anak (tujuh jiwa), dewasa (45 jiwa) dan lansia (20 jiwa). Sementara warga yang mengungsi dan tinggal di rumah keluarga sebanyak 17 jiwa.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement