Senin 27 Feb 2023 07:04 WIB

Jelang Pemilu, Kader Partai Golkar Harus Hindari Kanibalisme Politik

Persaingan bukan antar sesama calon legislatif dan tidak perlu melakukan kanibalisme.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Ketua DPD Partai Golkar Jabar Ace Hasan Syadzily (tengah) saat membuka acara pendidikan politik DPD Partai Golkar Tasikmalaya.
Foto: dok. istimewa
Ketua DPD Partai Golkar Jabar Ace Hasan Syadzily (tengah) saat membuka acara pendidikan politik DPD Partai Golkar Tasikmalaya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Para kader Partai Golkar diminta untuk tidak melakukan kanibalisme politik jelang pemilu tahun 2024. Partai mendorong, agar kualitas sumber daya manusia dan kekompakan kader yang harus dikedepankan.

Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Tubagus Ace Hasan Syadzily mengatakan, peran partai politik (parpol) setelah reformasi sangat strategis. Presiden, gubernur, bupati dan wali kota dicalonkan melalui parpol," ujarnya saat membuka acara pendidikan politik DPD Partai Golkar Tasikmalaya melalui keterangan resmi yang diterima, Ahad (26/2/2023).

Dia mengatakan, pengisian sejumlah jabatan-jabatan penting pada lembaga demokrasi pun melibatkan peran parpol. Oleh karena itu, posisi parpol yang sangat penting membuat pengurus berkewajiban membangun kualitas sumber daya manusia agar lebih optimal. 

Ace mengatakan, pendidikan politik bagi kader adalah upaya menciptakan kader yang berkualitas. Persaingan pun yang dibangun bukan antar sesama calon legislatif dan tidak perlu melakukan kanibalisme antar calon legislatif.

“Kader Golkar itu berwatak teknokrat. Kemampuan teknokratik membangun bangsa ini harus terus dipelihara," ungkapnya.

Ace menambahkan, pendidikan politik dilakukan dari tingkat provinsi hingga kabupaten dan kota. Dengan kegiatan tersebut maka diharapkan memperkuat peran partai di masyarakat.

Dia menginginkan, kader yang akan menduduki kursi di DPRD bisa berbicara dan menguasai pengetahuan lainnya.  Kader harus memiliki kualitas. "Tansformasi kader menjadi penting dan sekarang ini zamannya gadget. Setiap kader terlebih fungsionaris harus mampu manfaatkan media sosial,” katanya.

Terkait target sembilan kursi di DPRD Kota Tasikmalaya, ia meminta agar kader memahami karakter pemilih perkotaan. Termasuk mengelola isu perkotaan secara dinamis.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement