REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto mengatakan, saat ini kinerja penyaluran kredit dari empat bank Himbara yakni Bank Mandiri, BRI, BNI dan BTN sudah sesuai dengan pedoman yang ada dan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian yang tinggi. Hal ini terbukti dari tingkat rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) perbankan Himbara yang tetap terjaga.
"Dari tingkat rasio NPL yang ada di bank BUMN tidak sampai 3 persen untuk brutonya. Untuk netonya di bawah satu persen sekitar 0,6-0,8 persen," katanya dalam Inabanks Focus Group Discussion (FGD) 2023 bertema “Penerapan Prinsip Prudential Banking dalam Penyaluaran Kredit Bank BUMN” yang berlangsung secara daring, Senin (27/2/2023).
Ia meyakini kredit macet di bawah satu persen tersebut, lantaran gangguan ekonomi karena adanya pandemi Covid-19 serta kondisi geopolitik perang antara Rusia dan Ukraina. Sehingga, para debitur tidak bisa lagi menjalankan usahanya.
"NPL yang kecil ini memperlihatkan penyaluran kredit bank Himbara sudah on the track," tuturnya.
Melalui analisis kredit yang profesional, bank atau lembaga pembiayaan akan dapat menentukan besaran kredit yang diberikan sesuai dengan kebutuhan objektif dari calon debitur. Diharapkan, prosedur tersebut juga menjamin fasilitas kredit yang akan diberikan.
Himbara membukukan laba bersih secara individual sebesar Rp 107,09 triliun sepanjang 2022, melesat 51,51 persen dibandingkan dengan Rp 70,68 triliun pada 2021. Dari empat bank pelat merah, BRI masih menjadi bank dengan laba terbesar, baik di Himbara maupun secara nasional.