REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengimbau masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama beberapa hari ke depan.
"Mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung," kata Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa (28/2/2023).
Menurut dia, curah hujan dengan intensitas sedang-lebat bahkan dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang berpotensi terjadi 28 Februari sampai 2 Maret 2023.
Ia mengatakan kondisi cuaca selama perode tersebut dipicu adanya pusat tekanan rendah di utara Australia yang membentuk pola pertemuan angin (konvergensi) yang memanjang di pesisir selatan Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara Barat.
Menurut dia, profil vertikal kelembapan udara yang tinggi mencapai lebih dari 70 persen serta labilitas lokal pada siang hari yang cukup kuat turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah DIY.
"Kondisi tersebut dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem dalam periode tiga hari ke depan," ujar dia.
Warjono menyebutkan pada 28 Februari 2023, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul bagian selatan.
Berikutnya pada 1 Maret 2023 terjadi di Sleman, Bantul bagian Utara, Kulonprogo bagian Utara, dan Gunungkidul. Sedangkan pada 2 Maret 2023 berpotensi di Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, Kulonprogo bagian Utara, dan Gunungkidul bagian Utara.