REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Raya Sheikh Zayed Surakarta kini sudah resmi dibuka dan bisa digunakan untuk aktivitas ibadah masyarakat umum. Selama Ramadhan 1444 H, Masjid Raya ini akan menyediakan makanan takjil berbuka puasa.
Hal ini disampaikan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, saat mendampingi Wapres KH Ma'ruf Amin meresmikan pembukaan penggunaan Masjid Raya Sheikh Zayed, Selasa (28/2/2023). Menurutnya, masjid ini akan menyediakan 4.000 takjil setiap hari untuk umat muslim selama bulan Ramadhan 1444 Hijriyah.
"Kita akan memberikan takjil, iftar untuk umat muslim yang melaksanakan ibadah puasa. Insya Allah per hari ada 4000, tadi disampaikan oleh pihak Emirates. Mereka akan menanggung semua pengeluarannya," ujar Menag, Rabu (1/3/2023).
Menag Yaqut menyampaikan masjid tersebut dibangun sebagai hadiah dari Presiden Persatuan Emirat Arab Mohammed bin Zayed Al Nahyan untuk Indonesia. Rumah ibadah ini ke depannya akan dikelola Kementerian Agama (Kemenag).
Hingga saat ini, ia menyebut masih ada beberapa pekerjaan akhir yang harus diselesaikan agar sempurna. Nantinya, akan segera diserahkan ke pihak Uni Emirat Arab dan diserahkan ke Kementerian Agama untuk pengelolaannya.
"Kita senang karena kita lihat masjid ini luar biasa. Masjid ini adalah replika dari Sheikh Zayed Grand Mosque yang ada di Abu Dhabi, Uni Emirates Arab," ucap dia.
Menag juga menyampaikan harapannya, agar kehadiran Masjid Sheikh Zayed ini dapat menambah semangat umat dalam merawat keberagamaan yang moderat dan toleran.
Tidak hanya itu, ia menyebut peresmian Mesjid Sheikh Zayed Solo menjadi kebahagiaan bagi umat muslim. Sebab, penyelenggaraannya bertepatan dengan Isra’ Mikraj Nabi Muhammad SAW Tingkat Kenegaraan Tahun 2023.
"Masjid ini adalah simbol hubungan Indonesia dengan dunia Internasional yang sangat harmoni," kata Menag. Sebagai bangsa yang dianugerahi kekayaan alam dan keberagaman, Indonesia disebut patut bersyukur diberikan kekuatan dalam merawat anugerah tersebut dengan baik.
Turut hadir dalam kegiatan pembukaan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.