Rabu 01 Mar 2023 15:00 WIB

Survei Ungkap Muslimah Inggris Temui Tantangan dalam Aktivitas Olahraga Renang

Dicemaskan pakaian tertutup kurang diterima di olahraga renang Inggris.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Sportainment (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Sportainment (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah laporan dari badan amal olahraga wanita muslim terbesar di Inggris, Muslimah Sports Association (MSA) menemukan 97 persen wanita Muslim Inggris yang di survei ingin ikut berpartisipasi di dunia olahraga. Namun 37 persen wanita Muslim tidak dapat terlibat dalam olahraga atau aktivitas apapun. Ini menandakan ada hambatan dan tantangan bagi wanita Muslim untuk bisa terlibat dalam aktivitas olahraga.

Penelitian ini dilakukan untuk mengindentifikasi permintaan di seluruh Inggris agar terbukanya partisipasi wanita Muslim dalam olahraga. Dengan survei itu juga dapat diketahui apa hambatan dan tantangan yang mereka hadapi. Laporan tersebut mengatakan olahraga dapat membantu meruntuhkan stereotip dan kesalahpahaman tentang wanita Muslim.

Baca Juga

Ketua sekaligus pendiri MSA, Yashmin Harun mengatakan dampak dari karantina dan pandemi secara berturut-turut sangat jelas. Termasuk aktivitas fisik dan kesejahteraan umum wanita dari berbagai latar belakang dinilai sangat menderita.

“Penelitian menunjukkan bahwa kemajuannya lambat. Hambatan dan tantangan yang dihadapi perempuan Muslim masih sama dengan laporan yang dilakukan 15 tahun lalu,” ujar Yashmin dilansir dari BBC Sports International, Rabu (1/3/2023).

Ia mengungkapkan, sudah sangat sering menjadi pembicaraan di lingkaran MSA tentang wanita Muslim yang terpinggirkan ketika membicarakan isu olahraga. Dan penelitian mengidentifikasi bahwa ada permintaan besar bagi wanita Muslim agar bisa terlibat di olahraga secara aman.

Laporan tersebut mengungkapkan hal yang menjadi hambatan mengapa wanita Muslim di Inggris kesulitan berpartisipasi di dunia olahraga meskipun minat mereka tinggi. Agama, budaya, kurangnya ruang atau fasilitas khusus wanita, kurangnya pakaian olahraga yang muslimah dan potensi menghadapi diskriminasi menjadi penyebabnya.

Penelitian tersebut juga menemukan kurangnya ruang khusus wanita adalah penyebab utama yang perempuan tidak mengetahui acara olahraga khususus wanita. Angka dalam survei mencapai 65 persen. Adapun 80 persen kemungkinan akan menghadirinya olahraga khusus wanita jika tersedia.

Seorang wanita yang mengambil bagian dalam laporan tersebut mengatakan ketika datang ke tempat renang khusus wanita dan diberitahu ada penjaga pria maka itu akan mengganggu kedatangan para wanita itu.  Mengenai kekhususan untuk olahraga wanita masih dalam perdebatan sengit. Karena ini tentang persepsi kenyamanan masing-masing orang dengan latar belakang agama dan budaya serta lingkungan.

"Ada banyak nuansa untuk mengungkap apa arti 'lingkungan yang nyaman' bagi wanita Muslim dan ruang untuk menciptakan beberapa prinsip di sekitar ini untuk mengembangkan pemahaman yang lebih besar tentang ini untuk sektor ini secara keseluruhan,” demikian laporan tersebut.

Dalam laporan itu menemukan wanita Muslim Inggris paling tertarik belajar atau berpartisipasi olahraga renang. Ini juga tantangan bagi mereka karena membutuhkan lingkungan dan tempat yang nyaman.

"Agar wanita Muslim dapat berpartisipasi penuh dalam olahraga, kita perlu menciptakan lingkungan di mana ambisi mereka untuk aktivitas fisik dan olahraga tidak bertentangan dengan komitmen agama mereka untuk berpakaian dan berperilaku sopan," kata Ibtisam Belola, Wali Amanat MSA.

MSA berharap laporan ini akan membantu sektor tersebut untuk melibatkan lebih banyak perempuan Muslim agar aktif. Ia juga berharap akan mendorong diskusi terbuka tentang bagaimana mengatasi bias yang tidak disadari dan kesalahpahaman terhadap wanita Muslim.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement