REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin/Gus Muhaimin) dan KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) bertemu secara tidak sengaja di acara wisuda atau Haflah Attasyakkur Pondok Pesantren Al Falah Ploso Kediri, Jawa Timur.
"Masya Allah, Gus Baha bisa ketemu di sini," kata Muhaimin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (1/3/2023).
Dua tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) itu terlihat akrab. Gus Baha yang datang lebih dahulu di kediaman Pengasuh Ponpes Al Falah Ploso K H Nurul Huda Jazuli langsung menyambut kehadiran Muhaimin yang datang bersama Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid.
Keduanya kemudian langsung saling berjabat tangan dengan saling melempar senyum kehangatan. Tampak pula sejumlah kiai muda NU, antara lain KH Abdurrahman Al Kautsar (Gus Kautsar) yang tak lain adalah putra dari K H Nurul Huda Jazuli.
Ini bukan pertama kali Gus Muhaimin dan Gus Baha bertemu. Tepat setahun lalu, Muhaimin pernah bersilaturahmi ke kediaman Gus Baha di Kompleks Ponpes Ponpes Tahfiz Lembaga Pembinaan Pendidikan dan Pengembangan Ilmu Alquran (LP3IA) di Desa Narukan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Kedua tokoh itu terlibat dalam obrolan santai lebih dari satu jam sebelum masuk ke arena wisuda santri. Muhaimin pun mengungkapkan kekagumannya kepada Gus Baha.
Selain karena kedalaman ilmu keagamaannya, Gus Baha ternyata tidak hanya fokus dalam pengajian yang diasuhnya di pesantren, tetapi juga cukup intens mengikuti perkembangan terkini, termasuk isu-isu politik yang berkembang di Tanah Air.
"Sebagai ulama, Gus Baha selalu update dengan perkembangan, bahkan beliau tahu semua cerita dan berita yang berkembang di masyarakat politik," kata Muhaimin.
Wakil Ketua DPR RI itu pun merasa senang bisa mengaji langsung dan mengaku mendapatkan banyak ilmu dari Gus Baha.
"Alhamdulillah semalam bisa ngaji ke beliau di Pesantren Al Falah Ploso Kediri dalam rangka haflah para santri. Dalam beberapa jam saja saya mendapatkan banyak ilmu dari guru saya ini," katanya.
Sementara itu, Gus Baha mengatakan dirinya memang selalu mendapatkan berbagai kabar terbaru mengenai berbagai dinamika yang terjadi di masyarakat, termasuk perkembangan isu-isu politik terkini.
"Banyak yang datang untuk kasih tahu apa-apa yang terjadi," katanya.
Dia juga menyampaikan kedekatan hubungan sejarah keilmuan antara Ponpes Narukan, Rembang, dengan Ponpes Denanyar, Jombang,yang merupakan tempat pesantren keluarga besarMuhaimin.
Bahkan, asisten Gus Baha, Ali, merupakan paman Muhaimin. Ali sudah menjadi asisten di keluarga Gus Baha dari sejak ayah Gus Baha.
Dilihat dari silsilah keilmuan, Ponpes Narukan lebih tua dibandingkan Ponpes Denanyar. Menurutnya, kakek Gus Muhaimin merupakan sosok pembelajar yang begitu mendalami berbagai kajian keilmuan.
"Mbahe Gus Muhaimin ini senang ngaji. Pol senenge (senang sekali)," kata Gus Baha.
Dalam pertemuan itu,Muhaimin terlihat lebih banyak mendengarkan berbagai kajian keilmuan yang disampaikan oleh Gus Baha dan diselingi dengan berbagai cerita, canda, dan tawa.
Usai beramah tamah dan berbincang di kediaman KH Nurul Huda Jazuli, kedua tokoh itu bersama dengan para kiai lainnya kemudian menghadiri prosesi wisuda.
Gus Baha melanjutkan pengajian umum yang sebagian besar adalah wali santri dan para santri Ponpes Al Falah Ploso serta masyarakat umum.