Rabu 08 Mar 2023 13:40 WIB

Beri Masukan Sultan HB X, Lemhannas Beberkan Cara Atasi Kemiskinan DIY

DIY memiliki banyak perguruan tinggi yang dapat diajak untuk bekerja sama.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Becak motor menungggu penumpang di seberang Mal Malioboro, Yogyakarta, Selasa (13/9/2022).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Becak motor menungggu penumpang di seberang Mal Malioboro, Yogyakarta, Selasa (13/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Membangun sumber daya manusia (SDM) dinilai menjadi salah satu unsur yang penting dalam mengatasi kemiskinan di DIY. Hal ini disampaikan Ketua DPD IKAL-Lemhannas DIY, Agus Sartono, saat melakukan audiensi dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, Selasa (7/3/2023).

Agus mengatakan, membangun SDM dapat dilakukan melalui pendidikan dan bekerja sama dengan perguruan tinggi. Pihaknya, kata Agus, siap membantu memberikan masukan dan rekomendasi kepada Pemda DIY terkait penanganan masalah kemiskinan ini.

"IKAL memberikan masukan kepada Gubernur, kemudian dilaksanakan melalui dinas lalu ke tingkat desa atau kalurahan. IKAL siap untuk membackup Bappeda, kita akan menjadi provokator dari ide-ide untuk percepatan pembangunan DIY," kata Agus.

Agus juga menyikapi terkait data kemiskinan DIY yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa waktu lalu. Data BPS menyebutkan bahwa DIY menjadi provinsi termiskin di Pulau Jawa dengan persentase penduduk miskin DIY sebesar 11,49 persen.

"Saya kira ini yang harus kita olah nanti kedepan. Kita juga harus sampaikan kepada BPS, semestinya tidak seperti itu cara mengkomunikasikan kepada publik. Jadi ini bisa misleading dan tadi Ngarsa Dalem (Sultan) sebagai seorang negarawan menyikapinya dengan cara wise. Sebagai Gubernur beliau juga sudah mempunyai banyak program di DIY," ujar Agus.

Agus menuturkan, DIY memiliki banyak perguruan tinggi yang dapat diajak untuk bekerja sama menanggulangi kemiskinan. Agus mencontohkan, bentuk kerja sama yang dapat dilakukan salah satunya dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk menjalankan program-program di desa.

Jika hal ini dilakukan secara terus-menerus, kata Agus, maka permasalahan yang ada di desa bisa diatasi. Terutama permasalahan yang berhubungan dengan kesejahteraan dan kemiskinan.

Selain itu, Agus juga menuturkan bahwa pemanfaatan dana keistimewaan (danais) yang dimiliki DIY juga dapat dioptimalkan untuk desa/kelurahan. "Pak Gubernur menyampaikan, setiap desa juga punya dana desa dari pusat. Belum lagi memanfaatkan tanah kas desa yang sudah dibenahi oleh gubernur, peruntukannya untuk apa saja," jelasnya.

Agus juga menyinggung terkait permasalahan stunting, yang mana juga dekat dengan kemiskinan. Menurutnya, peningkatan kesejahteraan di desa dengan menggandeng perguruan tinggi dan memanfaatkan danais akan turut mengurangi angka stunting.

Selain itu, terkait ketahanan juga menjadi pembahasannya bersama Sultan. Agus menyebut bahwa potensi yang dimiliki DIY yakni pariwisata, sehingga tumbuh dan berkembangnya desa-desa wisata akan mendorong kesejahteraan masyarakat.

Agus menilai bahwa sektor pariwisata yang paling tepat untuk mengatasi masalah kemiskinan. Dicontohkan terkait Wisata Mangunan, yang mana ada intervensi dari pemda untuk mengembangkan kawasan tersebut.

"Ini nantinya yang akan dikembangkan di daerah lain. Kalau wisatawan itu tumbuh, maka rentetannya banyak. Seperti restoran, hotel, kemudian kerajinan (juga akan berkembang). Jadi kita yakin bahwa pariwisata sektor yang paling tepat untuk mengatasi masalah kemiskinan," kata Agus.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement