REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kementerian Perdagangan mendorong proses digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pedagang pasar, dan warung di Indonesia dalam upaya meningkatkan efisiensi, yang pada akhirnya mampu memberikan stabilitas harga kepada para konsumen.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (9/3/2023), mengatakan, digitalisasi UMKM, pedagang pasar, dan warung tersebut, penting dilakukan untuk menghubungkan antara pembeli dan penjual, serta distributor dan pedagang.
"Kami harus bisa memastikan digitalisasi itu sejalan dengan UMKM. Targetnya, untuk bisa digitalisasi pasar yakni menghubungkan antar pembeli dengan penjual, distributor dengan pedagang," kata dia.
Jerry menjelaskan, ada start up atau perusahaan rintisan yang menyediakan layanan untuk menghubungkan antara distributor dengan pedagang, mampu menjaga stabilitas harga sejumlah komoditas, salah satunya adalah minyak goreng. Menurutnya, produk Minyakita yang memiliki harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu per liter atau Rp 15.500 per kilogram lebih efisien saat didistribusikan menggunakan sistem digital. Harga yang diterima pedagang, lebih murah 20-30 persen dibanding menggunakan skema distribusi biasa.
"Keberadaan start up digital bisa memotong harga, harga pada saat sampai ke pedagang bisa Rp 12 ribu per liter. Sehingga, saat dijual dengan HET, pedagang masih diuntungkan," kata Jerry.
Dengan keberadaan platform digital yang mampu membentuk harga lebih murah tersebut, lanjutnya, ada peningkatan efisiensi dari proses distribusi barang. Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan mendorong proses digitalisasi UMKM serta para pedagang pasar.
"Ini yang harus ditingkatkan, karena, digitalisasi itu banyak memberikan efisiensi," kata Jerry.