REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Manajer Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Probolinggo, Putut Setiawan, mengungkapkan munculnya indikasi pemburukan koneksi (hotspot) pada Tower 08 B SUTT Bangil - New Porong 150 kV. Pihaknya langsung mengerahkan tim elite Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) untuk melakukan pemeliharaan dan mengamankan pasikan listrik ke kawasan industri Sidoarjo, Jatim.
Pemeliharan dilakukan dalam keadaan bertegangan atau tanpa pemadaman. "Dari hasil thermovisi rutin harian kami dapati peningkatan suhu Tower 08 B, sehingga diperlukan penanganan segera dan agar tidak mengganggu aktivitas pelanggan. Pekerjaan dilakukan dalam kondisi bertegangan oleh tim PDKB, mengingat jalur juga memasok kebutuhan untuk pelanggan industri pada Kawasan Industri Sidoarjo (KIS)" kata Putut, Kamis (9/3/2023).
Dijelaskan, tim elite PDKM yang diterjunkan melakukan pembersihan klem yang terindikasi menjadi penyebab tingginya suhu di tower 08 B. Pengerjaan yang dilakukan tim dengan jumlah 10 orang tersebut, dapat diselesaikan hanya dalam waktu tiga jam. Itu tak lain karena cuaca juga mendukung untuk percepatan pembersihan klem.
"Pekerjaan yang dilakukan PDKB berkaitan dengan metode personil menyentuh langsung kawat konduktor bertegangan, yang harus dilakukan sesuai dengan SOP. Faktor cuaca juga berpengaruh dalam waktu pengerjaan. Jika cuaca cerah dengan tingkat kelembaban tidak melebihi angka 80 persen, pekerjaan dapat diselesaikan lebih mudah," ujarnya.
General Manager PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali, Didik Fauzi Dakhlan menjelaskan, perlunya pemeliharaan dilakukan dalam keadaan bertegangan. Yaitu agar tidak memberikan beban berlebih pada jalur lainnya yang juga berisiko menimbulkan gangguan, dan tentu akan mengganggu aktivitas pelanggan.
Ia menerangkan dalam kondisi sistem normal, SUTT Bangil-New Porong menyalurkan beban sebesar 186 A dan SUTT New Porong-KIS menyalurkan beban 63 A. Jika pekerjaan dilaksanakan secara offline maka beban dari SUTT Bangil-New Porong akan dilimpahkan ke SUTT New Porong-KIS yang ketambahan beban sebesar 249 A.
Ini berisiko memunculkan titik rawan gangguan baru dan berpotensi mengurangi kehandalan sistem penyaluran. "Untuk menjaga kehandalan dan kontinuitas penyaluran energi listrik inilah, pekerjaan perbaikan anomali hotspot dikerjakan tim PDKB secara online atau tanpa padam," kata Didik.