Jumat 10 Mar 2023 06:38 WIB

Kerugian Akibat Kebocoran Pipa di Jakarta Bisa Capai Rp 2,5 Triliun per Tahun

PAM Jaya berencana merevitalisasi besar-besaran pipa air di DKI Jakarta.

Rep: Eva Rianti/ Red: Agus raharjo
Pekerja Perumda Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya menggali tanah untuk jaringan pipa air bersih di lingkungan RW 01, Kamal Muara, Jakarta, Selasa (23/8/2022). PAM Jaya menargetkan 100 persen warga DKI Jakarta dapat terlayani pipa air bersih pada 2030.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Pekerja Perumda Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya menggali tanah untuk jaringan pipa air bersih di lingkungan RW 01, Kamal Muara, Jakarta, Selasa (23/8/2022). PAM Jaya menargetkan 100 persen warga DKI Jakarta dapat terlayani pipa air bersih pada 2030.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Jaya (PAM Jaya) tengah mencari solusi dari permasalahan non-revenue water/ air yang tidak tercatat (NRW) atau kerap disebut 'air hilang' akibat kebocoran pipa di Jakarta. Pasalnya, Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengau, kerugian akibat kebocoran pipa di Ibu Kota mencapai hingga triliunan rupiah per tahunnya.

Menurut catatannya, angka NRW di Jakarta mencapai hingga 46,67 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan angka NRW secara nasional di angka sekitar 33 persen.

Baca Juga

“46 persen NRW ini secara ekuivalen kerugiannya bisa mencapai Rp2,5 triliun rupiah per tahun,” kata Arief saat bertandang ke Balai Kota Jakarta, Kamis (9/3/2023).

Arief menjelaskan, penyebab dari hilangnya air tersebut lantaran diantaranya faktor kondisi pipa di Jakarta yang sudah tua sehingga menyebabkan terjadinya kebocoran pipa air. Air itu pun tidak terdeteksi kemana, sehingga dianggap hilang. “Pipa kita ada yang sejak zaman Belanda di dalam tanah Jakarta sampai sedemikian lamanya,” ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, Arief mengatakan pihaknya berencana melakukan revitalisasi pipa-pipa air yang bocor secara keseluruhan. Dengan revitalisasi tersebut, diharapkan angka NRW bisa mengalami penurunan.

“Saya mau revitalisasi pipa besar-besaran karena kita akan kenalnya PAM itu perusahaan air minum, bukan PAB perusahaan air bersih. Kenapa saya greget ingin perbaiki pipa secara keseluruhan? Karena dari kontaminasi pipa yang bocor membuat kita tidak bisa menyatakan bahwasanya air yang dikelola PAM jadi tidak siap minum,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement