Jumat 10 Mar 2023 14:12 WIB

Seusai Komunikasi dengan PDIP, PPP Hengkang dari KIB? Asrul: Koalisi Masih Dinamis

PPP masih melakukan kontak dengan Golkar dan PAN.

Rep: Co2/ Red: Teguh Firmansyah
Politikus PPP Arsul Sani.
Foto: DPR RI
Politikus PPP Arsul Sani.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani membenarkan PPP sudah melakukan komunikasi dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Komunikasi antara PPP dan PDIP masih terus berlanjut.  

"Iya, kan begini ini pembicaraan itu kan terus berlangsung ada komunikasi, sekira teman-teman media juga tahu kemarin, misalnya, Pak Hasto bertemu dengan Mas Romy mantan ketua umum PPP," kata Asrul ketika ditemui di Balai Kota Solo, Jumat (10/3/2023).

Baca Juga

Asrul mengatakan, secara komunikasi antara PPP dengan partai lain di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) terus berlangsung. Namun, untuk langkah ke depannya, ia mengatakan, masih melihat perkembangan kondisi.

"Di sisi yang lain, juga komunikasi kami PPP sebagai bagian dari KIB juga berjalan terus dengan Partai Golkar dan PAN. Kita lihatlah perkembangan, kita lihat lah perkembangannya pada hari-hari mendatang mengerucutnya seperti apa," katanya.

Disinggung soal apakah ada kemungkinan PPP meninggalkan KIB, Asrul menegaskan, sifat dari koalisi dinamis. "Tadi saya katakan, koalisi itu masih dinamis. Jadi, bisa bertambah, bisa berkurang," ujarnya. 

Ditanya soal bagaimana kecocokan antara PPP dengan PDIP, Asrul malah berkelakar. "Dengan PDIP ya cocok, dengan Golkar ya cocok, dengan Gerindra ya cocok, dengan PAN ya cocok dengan PKB cocok. Insya Allah, kalau dengan partai partai terutama yang ada dalam koalisi pemerintahan Pak Jokowi-Ma'ruf karena kita sudah bekerja bersama-sama, insya Allah ya cocok lah," katanya. 

Selain itu, Asrul menilai jika koalisi antara PPP dengan PDIP benar terjadi harus ada kesamaan penyesuaian visi dan prinsip, khususnya terkait proyek strategis nasional (PSN). Sebab, ia mengharapkan proyek yang sudah berjalan selama ini tidak berhenti di tengah jalan. 

"Tapi, kan itu proses yang masih berjalan. Karena kalau berbicara koalisi, kita akan bicara platform ke depan. Bagaimana Indonesia ini pasca-2024 atau periode 2024-2029 akan akan dibawa ke mana, yang jelas ada kontinuitas pembangunan," katanya. 

"Kenapa? Agar kemudian apa yang selama 10 tahun ini telah dikerjakan, baik pembangunan fisik maupun nonfisik itu tidak terputus-putus begitu saja. Saya kira itu yang menjadi prinsip PPP. Nah, kalau prinsip ini harus kita cari kesesuaian dulu artinya kalau dengan partai sesuai dengan prinsip dasar itu, kemungkinan untuk berkoalisi itu menjadi terbuka lebar," katanya mengakhiri. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement