REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI Erick Thohir beserta beberapa anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI akan bertolak ke Rwanda untuk mengikuti Kongres FIFA hingga 17 Maret 2023. Kegiatan itu diikuti Erick di tengah agenda padatnya sebagai Ketua Panitia Lokal (LOC) Piala Dunia U-20 2023 yang harus memastikan kesiapan venue Piala Dunia yang masih memiliki banyak catatan.
"Senin (13/3/2023) saya dengan beberapa exco langsung ke Rwwanda karena itu ada rapat FIFA di sana, sampai tanggal 17 (Maret)," kata Erick kepada wartawan, Jumat (10/3/2023).
Sebelum mengikut agenda tersebut, Erick akan mulai melakukan pengecekan stadion yang menjadi venue Piala Dunia U-20 2023. Pihaknya akan memulai pengecekan dari Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang pada Sabtu (11/3/2023). Erick mengaku akan ditemani oleh Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru saat melakukan pengecekan tersebut.
"Besok Pak Herman Deru akan hadir sebagai Gubernur Sumsel, di Bandung Jawa Barat Pak Ridwan Kamil, dan Pak Dadang Bupati juga akan hadir, nanti untuk di Solo Pak Gibran akan hadir, nanti berikutnya kita lihat lagi ya, ini untuk tahap awal," kata Erick.
Selain ke Stadion Gelora Sriwijaya, di hari yang sama, Menteri BUMN itu akan langsung terbang ke Bandung untuk mengecek kesiapan Stadion Si Jalak Harupat. Kemudian di hari berikutnya, ia akan mengecek Stadion Manahan, Solo lalu ke Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali. Terakhir Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya dan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
"Di masing-masing kunjungan saya akan didampingi oleh beberapa tim, termasuk Pak Menpora, dan tim daripada Menteri PUPR untuk memastikan penyelesaian atau yang tertunda daripada lapangan-lapangan yang akan dipergunakan untuk Piala Dunia U-20," ujarnya.
Sebelumnya, Erick mengatakan FIFA telah memberikan catatan kepada beberapa stadion dan lapangan latihan Piala Dunia U-20. Dari hasil audit tersebut, FIFA bahkan menyebut akan mencoret dua venue yang dianggap belum siap. Tapi Indonesia masih diberikan kesempatan sebelum melakukan pengecekan ulang pada 21 hingga 27 Maret mendatang.
"FIFA akan mengirim lagi delapan orang untuk pengawasan. Di situ disampaikan bahwa FIFA punya hak mencoret dan itu pernah kejadian di Peru ketika tidak siap," kata Erick sebelumnya. "Kami mengajak pemerintah daerah gubernur untuk sama-sama meninjau, sehingga tanggal 21-27 ketika FIFA datang, kita siap. Jangan sampai kami disalahkan lagi dan pemerintah dianggap tidak bertanggungjawab," ujarnya