Sabtu 11 Mar 2023 15:39 WIB

Abu Vulkanik Merapi Mengarah ke Barat Laut

Awas panas guguran (APG) Gunung Merapi kembali terpantau.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
 Abu Vulkanik Merapi Mengarah ke Barat Laut. Foto: Gunung Merapi terlihat jelas dari Kali Kuning, Sleman, Yogyakarta, Jumat (18/3/2022). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan berdasarkan data pemantauan terbaru (14 Maret 2022) tidak ada indikasi Gunung Merapi bakal mengalami letusan (erupsi) besar dalam waktu dekat. Apabila di masa mendatang Merapi mengalami erupsi, Kota Yogyakarta masih aman dari ancaman bahayanya.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Abu Vulkanik Merapi Mengarah ke Barat Laut. Foto: Gunung Merapi terlihat jelas dari Kali Kuning, Sleman, Yogyakarta, Jumat (18/3/2022). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan berdasarkan data pemantauan terbaru (14 Maret 2022) tidak ada indikasi Gunung Merapi bakal mengalami letusan (erupsi) besar dalam waktu dekat. Apabila di masa mendatang Merapi mengalami erupsi, Kota Yogyakarta masih aman dari ancaman bahayanya.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Awas panas guguran (APG) Gunung Merapi kembali terpantau, Sabtu (11/3/2023) pukul 12.12 WIB. Berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan, awan panas guguran itu juga memicu abu vulkanik yang mengarah ke barat laut-utara. 

Petugas Pos Babadan, Yulianto mengatakan Pos Babadan mulai terdampak abu vulkanik cukup tebal. "Kalau APG-nya mengarah ke Barat Daya, ke Kali Bebeng dan Krasak. Tapi kalau abu vulkanik ke arah barat laut-utara. Karena faktor angin, ya," kata Yulianto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (11/3/2023).

Baca Juga

"Kalau Pos Babadan saat ini sudah pasti terdampak APG. Ini cukup tebal," imbuhnya.

Yulianto mengungkapkan juga telah menerima laporan beberapa lokasi yang juga terdampak abu vulkanik. Adapun rinciannya Desa Mangunsuko, Desa Dukun, Desa Paten dan Desa Sengi di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Berikutnya Desa Wonolelo dan Desa Krogowanan di Kabupaten Magelang. Selanjutnya Desa Klakah dan Desa Tlogolele di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.

Yulianto sampai saat ini belum menerima adanya laporan warga yang mengungsi di wilayah yang terdampak abu vulkanik tersebut. Yulianto menjelaskan bahwa pihaknya bersama BPPTKG akan memberikan rekomendasi kepada warga sekitar untuk mengungsi apabila cakupan wilayah awan panas guguran beserta abu vulkanik berkembang dalam beberapa event dan jaraknya lebih jauh dari 7 kilometer.

"Ini kan baru terpantau satu kali event. Terjadi 5-6 kali guguran. Kalau cakupannya terus berkembang dan jaraknya lebih jauh dari 7 kilometer maka besar kemungkinan akan ada rekomendasi kepada warga agar mengungsi," jelas Yulianto.

Hasil monitoring lapangan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, belum ada laporan mengenai dampak signifikan maupun adanya korban jiwa. Situasi dan kondisi masih aman terkendali. Hasil laporan dan monitoring lanjutan akan diperbarui secara berkala. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement