REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DI Yogyakarta mengeklaim sudah melakukan kesiapsiagaan untuk menghadapi musim kemarau 2023. Sebab, musim kemarau tahun ini diperkirakan akan lebih kering dari tahun sebelumnya.
"50 persen kemungkinan musim kemarau lebih kering daripada tahun yang lalu," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY, Lilik Andi Aryanto kepada Republika.co.id, Senin (13/3/2023).
Lilik mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD di masing-masing kabupaten/kota untuk memastikan kesiapsiagaan menghadapi musim kemarau ini. Terutama terkait ketersediaan air bersih untuk didistribusikan kepada warga yang kekurangan air bersih.
"Kami mengecek ketersediaan air, terutama droping air dari masing-masing kabupaten, terutama Gunung Kidul yang paling banyak. Gunung Kidul menyatakan siap (mendistribusikan air bersih), dan Dinsos DIY juga siap untuk dropping air apabila dibutuhkan," ujar Lilik.
Daerah yang diwaspadai kemungkinan terjadi kekeringan yakni di Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Sleman. Saat musim kemarau, daerah-daerah tersebut yang rawan terjadi kekeringan.
"Tahun kemarin memang alhamdulillah rata-rata tidak ada kekeringan. Di Kulon Progo terutama di daerah utara yang di perbukitan, dan daerah Sleman terutama di daerah Prambanan, Kalasan, kemudian di Gunung Kidul terutama di daerah timur Dlingo, itu yang rawan kekeringan," ujarnya.
Sebelumnya, BMKG memprediksi bahwa musim kemarau di DIY akan terjadi mulai April dasarian II. Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) BMKG DIY, Reni Kraningtyas mengatakan, musim kemarau April dasarian II akan dimulai di beberapa wilayah di DIY.
"Meliputi sebagian kecil Kabupaten Sleman bagian barat, sebagian kecil Kabupaten Bantul bagian barat, dan Kabupaten Kulon Progo bagian timur," kata Reni akhir pekan kemarin.
Pada April dasarian III, musim kemarau di DIY akan terjadi di Kabupaten Kulon Progo bagian barat dan selatan. Sedangkan, pada Mei dasarian I, musim kemarau terjadi di Kabupaten Kulon Progo bagian utara, sebagian besar Kabupaten Sleman, dan sebagian besar Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul
"Dari delapan Zona Musim (ZOM) di DIY, dua ZOM (25 persen) diprakirakan akan mulai memasuki musim kemarau pada April 2023, dan enam ZOM (75 persen) pada Mei 2023," ujar Reni.
BMKG juga memerkirakan puncak musim kemarau 2023 di DIY berlangsung antara Juli hingga Agustus 2023. Yakni dengan rincian 1 ZOM (12,5 persen) pada Juli 2023, dan tujuh ZOM (87,5 persen) pada Agustus 2023.
"Panjang Musim Kemarau 2023 di DIY diprakirakan bervariasi antara 16-20 dasarian. Dengan perincian satu ZOM (12,5 persen) selama 16 dasarian, satu ZOM (12,5 persen) selama 17 dasarian, empat ZOM (50 persen) selama 18 dasarian, satu ZOM (12,5 persen) selama 19 dasarian, dan satu ZOM (12,5 persen) selama 20 dasarian," tegasnya.
Untuk itu, Reni mengimbau agar pemerintah daerah maupun masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap dampak musim kemarau 2023. Pasalnya, pihaknya memperkirakan bahwa musim kemarau tahun ini akan lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya.
Reni juga mengimbau agar seluruh pihak mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada periode peralihan musim hujan ke kemarau saat ini, yakni dari Maret hingga April. "Pada periode peralihan musim dari hujan ke kemarau (Maret-April 2023), perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang pada siang hingga sore atau menjelang malam hari," kata Reni.