Senin 13 Mar 2023 15:13 WIB

Harga Murah, Bos BRI: Momentum Tepat Buyback Saham

Saham yang dibeli kembali ini akan dibagikan kepada karyawan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Direktur Utama BRI Soenarso saat konferensi pers RUPST 2022 yang digelar secara virtual, Senin (13/3/2023). PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) telah mendapat restu dari pemegang saham untuk melaksanakan pembelian kembali atau buyback saham. BRI berencana akan membeli kembali saham Perseroan yang beredar di publik sejumlah Rp 1,5 triliun.
Foto: Republika/Retno Wulandhari
Direktur Utama BRI Soenarso saat konferensi pers RUPST 2022 yang digelar secara virtual, Senin (13/3/2023). PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) telah mendapat restu dari pemegang saham untuk melaksanakan pembelian kembali atau buyback saham. BRI berencana akan membeli kembali saham Perseroan yang beredar di publik sejumlah Rp 1,5 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) telah mendapat restu dari pemegang saham untuk melaksanakan pembelian kembali atau buyback saham. BRI berencana akan membeli kembali saham Perseroan yang beredar di publik sejumlah Rp 1,5 triliun.

Saham yang dibeli kembali ini akan dibagikan kepada karyawan, sehingga kepemilikan saham oleh karyawan meningkat. "Sekarang total kepemilikan saham BRI oleh karyawan belum samppai satu persen," kata Direktur Utama BRI Sunarso saat konferensi pers RUPST 2022, Senin (13/3/2023).

Baca Juga

Sunarso berharap, kepemilikan saham BRI oleh karyawan bisa meningkat setidaknya hingga dua persen. Mantan direktur utama Pegadaian ini berharap langkah ini akan berdampak positif terhadap kontribusi karyawan kepada perusahaan. 

Di sisi lain, Sunarso melihat, korporasi ini dilakukan pada momentum yang sangat tepat, yaitu saat harga saham BBRI terbilang murah. Sebagai informasi, harga saham BBRI sejak awal tahun bergerak direntang 4.320-4.920. Secara year to date, BBRI terkoreksi 1,62 persen.  

"BRI melakukan buyback saat saham undervalued, sehingga biaya untuk karyawan itu bisa efisien, selain juga dapat meningkatkan engagement karyawan," terang Sunarso.

Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno menambahkan, harga saham BBRI saat ini belum mencerminkan potensi pertumbuhan dan profitabilitas Perseroan. Hal tersebut lantaran sentimen seputar nonkinerja cukup mewarnai laju saham BBRI akhir-akhir ini.

"Jadi BRI banyak tertutup isu-isu nonkinerja. Kami percaya ini tantangan bagaimana bisa fokus menciptakan pertumbuhan yang profitable ke depan," kata Viviana. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement