REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain kewajiban berpuasa selama Ramadhan, umat islam dapat menjalankan puasa-puasa sunnah yang telah ditentukan. Setiap puasa sunnah yang dikerjakan terdapat keistimewaannya masing-masing.
Dikutip dari buku Ramadhan Bersama Keluarga oleh Muhammad Abduh Tuasikal, boleh berpuasa sunnah pada hari apa pun kecuali pada hari yang tidak diperkenankan. Bulan yang paling utama untuk berpuasa sunnah setelah puasa Ramadhan adalah bulan Muharram, Rajab, Dzulhijjah, Dzulqa’dah, lalu Syaban.
Puasa yang disunnahkan adalah:
1. Puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah), bisa ditambahkan
puasa 1–8 Dzulhijjah (puasa awal Dzulhijjah).
2. Puasa ‘Asyura (10 Muharram) dan Taasu’aa’ (9 Muharram), bisa ditambahkan 11 Muharram.
3. Puasa enam hari di bulan Syawal, secara berurutan dan langsung dilaksanakan bakda Idulfitri itu lebih afdal.
4. Puasa ayyamul bidh (13, 14, dan 15 dari bulan Hijriyah).
5. Puasa Senin dan Kamis.
Jika bertemu dua puasa sunnah sekaligus, puasa tersebut makin dianjurkan, misalnya puasa Arafah dan puasa Senin. (Khulaashah Al-Fiqh Al-Islami ‘ala Madzhab Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah)