Selasa 14 Mar 2023 05:15 WIB

BNPB: Korban Longsor Natuna Tertimbun Saat Kerja Bersihkan Lumpur

Intensitas hujan membuat lumpur menggelosor akibatkan longsor di Natuna.

Warga berdiri di dekat jalan yang ditutup akibat longsor di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Ahad (12/3/2023). Data Tim Tanggap Bencana Serasan menyebutkan bencana tanah longsor di daerah tersebut terjadi di tujuh titik yang disebabkan curah hujan dengan intensitas tinggi.
Foto: ANTARA FOTO
Warga berdiri di dekat jalan yang ditutup akibat longsor di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Ahad (12/3/2023). Data Tim Tanggap Bencana Serasan menyebutkan bencana tanah longsor di daerah tersebut terjadi di tujuh titik yang disebabkan curah hujan dengan intensitas tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menyebut korban jiwa bencana longsor di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, tertimbun saat melakukan kerja bakti membersihkan lumpur.

Abdul dalam Disaster Briefing diikuti daring di Jakarta, Senin, menjelaskan intensitas hujan sejak 25 Februari 2023 membuat lumpur menggelosor dari kawasan perbukitan dengan aliran air yang sangat besar.

Baca Juga

Namun di tanggal 6 Maret 2023, masyarakat sekitar melakukan kerja bakti membersihkan lumpur di daerah terdampak, dengan asumsi cuaca cerah untuk berkegiatan.

"Tengah hari itu siang, longsor terjadi. Jadi banyaknya korban ini sebenarnya tidak hanya dari masyarakat yang rumahnya tertimbun, tapi masyarakat yang pada saat itu sedang melakukan kerja bakti," ujar Abdul.

Abdul mengatakan di Desa Pangkalan, rumah yang tertimbun longsor hanya 27 unit, sedangkan korban jiwa yang tertimbun terhitung lebih dari 50 orang yang sedang kerja bakti.

Sehingga menurut dia, lumpur yang menggelosor dari perbukitan sudah seharusnya menjadi pertanda alam yang perlu diwaspadai masyarakat. Terlebih pada saat curah hujan berintensitas tinggi, telah dilaporkan longsoran yang merembes ke dinding rumah warga.

"Sebenarnya yang menjadi tanda awal longsor itu kalau sudah ada rembesan air. Tapi kemudian, karena mungkin kurang informasi atau ketidaktahuan kita, rembes air dari tebing ini tidak dianggap sebagai sesuatu yang perlu dihindari dalam melakukan kerja bakti, dan tidak lama 3-4 jam setelah itu, longsor terjadi," kata Abdul.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement