Selasa 14 Mar 2023 13:59 WIB

Masyarakat Rasakan Kehadiran Pemerintah Kota Bandung Lewat UHC

Predikat UHC Kota Bandung sudah tahun ke-6 sejak 1 Januari 2018.

Pemerintah Kota Bandung terus berkomitmen mempertahankan Universal Health Coverage (UHC) kepesertaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Foto: BPJS Kesehatan
Pemerintah Kota Bandung terus berkomitmen mempertahankan Universal Health Coverage (UHC) kepesertaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung terus berkomitmen mempertahankan Universal Health Coverage (UHC) kepesertaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Predikat UHC Kota Bandung sudah tahun ke-6 sejak 1 Januari 2018.

Berdasarkan data per 1 Maret 2023, cakupan kepesertaan JKN Kota Bandung sudah lebih dari 98 persen atau sebanyak 2.488.329 jiwa penduduk sudah terdaftar sebagai peserta JKN. Dari total tersebut, Pemerintah Kota Bandung telah mendaftarkan dan membayarkan iuran JKN bagi 616.218 jiwa penduduk Kota Bandung.

Baca Juga

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Bandung, Muhammad Fakhriza menyampaikan apresiasinya atas komitmen dan dukungan penuh dari Pemerintah Kota Bandung terhadap penyelenggaraan program JKN, khususnya dalam mempertahankan UHC untuk wilayah Kota Bandung melalui berbagai upaya strategis yang terus dikolaborasikan dengan BPJS Kesehatan.

“Dengan UHC, Pemerintah Daerah dapat memberikan jaminan bagi masyarakatnya dalam mengakses pelayanan kesehatan secara cepat, berkualitas, dan merata. Tidak hanya peningkatan akses peserta JKN terhadap pelayanan kesehatan, UHC juga mampu menjadi perlindungan finansial bagi masyarakat,” ungkap Fakhriza, Senin (12/3/2023).

Dia mengaku, seiring dengan telah pencapaian UHC di Kota Kembang selama bertahuntahun, pihaknya juga terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada peserta JKN melalui transformasi mutu layanan di fasilitas kesehatan baik tingkat primer maupun lanjutan.

“Melalui berbagai inovasi berbasis digital, BPJS Kesehatan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan melalui pemanfaatan sistem antrean online Aplikasi Mobile JKN, display Ketersediaan Tempat Tidur, display Jadwal Operasi, dan simplifikasi alur pada layanan tertentu. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan kepuasan peserta terhadap pelayanan kesehatan,” jelas Fakhriza.

Salah satu peserta JKN yang iurannya dibayar melalui APBD Kota Bandung, Use Juhana (46 tahun) menceritakan, kehadiran program JKN sangat ia rasakan saat sang buah hati, Akselia Meirose Ramadhani (4 tahun), harus menjalani pengobatan intensif sejak usianya 2 tahun. Sebelumnya, ia pernah membawa anaknya berobat ke salah satu rumah sakit di Kota Bandung pada Agustus 2020. Ia menuturkan, saat itu ia harus merogoh kocek cukup dalam karena biaya berobat yang terbilang mahal.

“Saat itu, saya sekeluarga sudah terdaftar sebagai peserta JKN, namun status kepesertaan tidak aktif karena ada menunggak iuran. Maklum kondisi ekonomi kami sedang sulit karena dampak pandemi Covid-19. Akhirnya, berkat bantuan Kader JKN, saya dan keluarga didaftarkan sebagai peserta UHC yang iurannya dibayarkan oleh Pemerintah Kota Bandung. Kalau harus berobat pakai biaya sendiri, sepertinya tidak sanggup,” ujarnya.

Use ingat betul, saat kepesertaan JKN miliknya dan keluarga sudah aktif kembali, ia langsung membawa anaknya berobat dan dirujuk secara berjenjang hingga ke RSUP Hasan Sadikin. Saat itu, anaknya di diagnosa tumor yolk sac dan harus di operasi.

“Ada tumor di antara kantung kemih dan tulang ekornya, dokter menyatakan memang harus di operasi. Setelah operasi, anak saya juga harus di kemoterapi selama lebih dari 6 bulan. Kalau harus bayar sendiri, 1 kali kemo perbulan ditambah dengan biaya perawatan lainnya bisa mencapai 10 juta rupiah. Oleh karena itu, saya secara pribadi dan mewakili keluarga, sangat berterima kasih pada program JKN BPJS Kesehatan dan kehadiran Pemerintah Kota Bandung melalui UHC. Saya sangat terbantu, apalagi saat ini kondisi anak sudah membaik walau masih kontrol rutin. Semoga UHC terus dipertahankan, bukti nyata pemerintah menjamin kesehatan warganya,” jelas Use.

Untuk memperluas akses pelayanan kesehatan kepada peserta JKN, BPJS Kesehatan Cabang Bandung telah bekerja sama dengan 203 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) antara lain 80 Puskesmas, 101 Klinik Pratama, 11 Klinik TNI/Polri, 10 Dokter Praktek Perorangan (DPP) dan 1 Dokter Gigi. Selain itu, di fasilitas kesehatan rujukan juga telah bekerja sama dengan 48 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) yang terdiri dari 32 Rumah Sakit dan 16 Klinik Utama, serta 5 Apotek dan 7 Optik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement