Selasa 14 Mar 2023 22:54 WIB

KTNA Indramayu Bersyukur Petani Bisa Jemur Gabah

Dengan gabah yang sudah dijemur, petani Indramayu disebut mempunyai nilai tawar.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Petani panen padi.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
(ILUSTRASI) Petani panen padi.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU — Sejumlah petani di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, yang tengah panen, terbantu dengan kondisi cuaca panas. Petani bisa menjemur terlebih dahulu gabah hasil panen sebelum menjualnya.

Menurut Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, selama beberapa hari terakhir kondisi cuaca panas, sehingga petani dapat menjemur gabah saat baru panen. “Dengan panas matahari, petani bisa menjemur gabahnya terlebih dahulu sebelum dijual,” kata dia, Selasa (14/5/2023).

Sebelumnya, saat kondisi cuaca mendung dan kerap turun hujan, petani disebut kesulitan menjemur gabah. Dengan kondisi tersebut, kata Sutatang, selepas panen petani akan menjual gabah, meskipun harganya tak sesuai harapan karena tidak bisa menjemurnya terlebih dahulu.

Belakangan ini, dengan gabah yang sudah dijemur, menurut Sutatang, petani bisa mempertahankan harga jual gabah. Jika harga dari pembeli dinilai rendah, petani bisa menyimpan gabahnya terlebih dahulu. “Petani jadi punya nilai tawar,” kata Sutatang.

Saat ini, Sutatang mengatakan, harga gabah kering panen (GKP) berkisar Rp 5.300-5.500 per kilogram. Adapun pekan lalu sekitar Rp 5.000-5.300 per kilogram. “Naik sedikit, lumayan,” ujarnya.

Namun, menurut Sutatang, harga gabah dikhawatirkan turun seiring dengan panen yang semakin luas. Saat ini, disebut sudah sekitar 30 persen dari luas tanam di Kabupaten Indramayu yang panen.

Panen berlangsung, antara lain di sawah wilayah Kecamatan Gantar, Haurgeulis, Kroya, Terisi, Gabuswetan, Cantigi, Pasekan, Sindang, Indramayu, dan Juntinyuat.

Sutatang berharap Bulog dapat menyerap gabah atau beras petani jika harganya menurun. Dengan demikian, harga gabah tidak semakin anjlok, meskipun hasil panen semakin banyak. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement