REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial, Tri Rismaharini, membantah kabar eks koruptor yang juga kader PDIP, Tasdi, menjadi staf khusus (stafsus) dirinya. Ihwal demikian, kata dia, pihaknya akan menjelaskan mengapa muncul isu tersebut.
“Ga ada, nanti tak jelaskan. Tapi ya gini loh ya, siapapun orang pasti pernah salah. Nah kalo dia sudah tobat, sedangkan Tuhan aja mengampuni loh, lah kalo kita manusia ga ngampuni gimana?” tanya Risma kepada awak media, Selasa (14/3/2023).
Ditanya Tasdi menjadi stafsusnya, dia membantahnya. Ihwal demikian, dirinya menyebut jumlah staf khusus Menteri Sosial masih berjumlah lima orang dan tidak akan bertambah.
“Yang ngomong sopo? ga ada, ga ada, nanti tak jelaskan,” kata dia.
Lalu bagaimana soal SK pengangkatan yang disebut belum ada? Risma menegaskan, tidak ada SK terkait. “Nggak, ga ada SK nya, ga ada, ga ada SK,” kata Risma berulang.
Diketahui, kabar Tasdi menjadi stafsus Risma bermula dari media lokal Purbalingga. Media tersebut mewawancarai Tasdi yang kini memiliki kesibukan baru setelah keluar dari penjara pada medio 2022.
Nama Tasdi, setelah terjerat korupsi KPK, sempat dipuji Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, di perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-50 PDIP di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2022). Megawati meminta kader mencontoh sosok Tasdi yang dulunya merupakan sopir truk hingga bisa menjadi bupati Purbalingga kemudian terjerat kasus korupsi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2018.