REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Jago Tbk mencatat konsistensi pertumbuhan kinerja sepanjang 2022. Kinerja penyaluran pinjaman dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang positif membuat Bank Jago membukukan keuntungan sepanjang 2022.
"Pada akhir Desember 2022 Bank Jago mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp 20 miliar. Ini naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 9 miliar," kata Wakil Direktur Utama Bank Jago Arief Harris dalam konferensi pers di kantor Bank Jago, Jakarta, Jumat (17/3/2023).
Arief menjelaskan, Bank Jago berhasil menghimpun DPK sebanyak Rp 8,27 triliun per akhir 2022. Jumlah tersebut meningkat 125 persen dari tahun sebelumnya Rp 3,68 triliun.
"Peningkatan DPK didorong oleh pertumbuhan current account and savings account (CASA) sebesar 238 persen dari Rp 1,68 triliun pada 2021 menjadi Rp 5,67 triliun pada 2022," tutur Arief.
Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar menuturkan saat ini perusagaan berada pada jalur yang tepat. Hal itu dilakukan untuk membangun fundamental yang kuat di tengah tantangan perekonomian global dan dalam negeri.
"Kami terus mencermati potensi risiko tetapi tetap memanfaatkan setiap peluang yang mungkin muncul untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan,” tutur Kharim.
Per akhir Desember 2022, Kharim mengatakan aset Bank Jago mencapai Rp 16,97 triliun. Angka tersebut menujukan pertumbuhan aset hingga 38 persen dari Rp 12,31 triliun pada akhir Desember 2021.
"Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 83 persen yang menunjukkan permodalan yang kuat untuk ekspansi bisnis ke depan," ungkap Kharim.