Senin 20 Mar 2023 10:18 WIB

Megawati ke Perangkat Desa: Jangan Mau Kalian Dijadikan Wayang, Suruh Teriak-Teriak

Kata Megawati, kepala desa untuk fokus mengurus desa dan kesejahteraan masyarakat.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof Dr HC Megawati Soekarnoputri.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof Dr HC Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) diminta untuk lebih fokus membangun desa dan memperkuat kesejahteraan masyarakat. Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri mengingatkan agar perangkat desa jangan sampai hanya dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu.

"Sudahlah kalian hanya dijadikan apa seperti wayang suruh ke sana, suruh teriak-teriak, suruh ke situ, nanti teriak-teriak lagi padahal esensinya itu tahu apa, apa hakikat isinya, apakah benar dapat membantu kehidupan kalian di desa apa tidak, ini yang harus benar," kata Megawati saat menghadiri Peringatan Sembilan Tahun UU Desa di Parkir Timur Senayan, Jakarta Pusat, Ahad (19/3/2023).

Megawati menekankan, kepala desa juga untuk fokus mengurus desa dan kesejahteraan masyarakatnya. "Ini yang harus benar, kepala desa kalau terpilih itu benar loh ngurusin rakyatnya loh," ujar ketua umum PDIP itu.

Presiden Kelima RI tersebut juga mengingatkan kepala desa untuk tidak terlibat dalam tindakan korupsi. Sebab, Megawati tak memungkiri tidak sedikit orang mengumpulkan uang banyak untuk menjadi kepala desa.

"Jangan bohong loh. Itu fakta lapangan loh. Saya tahu loh benar apa tidak? Sudah Berhentilah jangan dilakukan itu, karena saya selalu bilang kamu itu harus dicintai dan mencintai rakyat karena dengan demikian apa yang diinginkan oleh desamu itu pasti bisa terwujud," kata Megawati.

Dia menyebut, tindakan aparat desa bakal diawasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika melakukan perbuatan melawan hukum. Untuk itu, Megawati menyentil kepala desa untuk menjauhi tindakan mengarah pada tindakan korupsi.

"Nanti paling tidak, bisa kena tiga huruf tau nggak? Apa itu? KPK. Hat-hati loh, saya sudah ngomong loh saya terbuka loh banyak orang yang nggak berani ngomong kayak saya gini loh," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement