REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Usman M. Tokan mengatakan bahwa partainya masih konsisten bersama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Terkait isu yang menyebut PPP didekati Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), itu dipandangnya sebagai tanda mendekati KIB juga.
"Kalaupun kemudian ada partai lain seperti PDIP bersama dengan KIB atau ada partai di koalisi lain yang nanti pada saatnya bergabung gitu, ya Alhamdulillah kita akan bersama-sama ke depan ini membangun," ujar Usman kepada wartawan, Rabu (23/3/2023).
PPP yang merupakan bagian dari KIB tentu terbuka peluang bergabungnya partai politik lain untuk menjalin kerja sama. Termasuk PDIP yang notabenenya bertetangga dengan PPP dan sudah sama-sama berusia 50 tahun.
"Jadi kalau pada saatnya nanti kalau ada pertemuan dengan PDIP, ya bagaimana kita nanti akan bersama sama nanti mendiskusikan kita bersama sama membangun," ujar Wakil Sekretaris Majelis Pertimbangan PPP itu.
Ketua DPP PPP, Achmad Baidowi mengatakan bahwa langkah partainya harus dipandang sebagai upaya KIB juga. Termasuk jika PPP didekati oleh partai berlambang kepala banteng itu.
Jelasnya, PPP dan PDIP memiliki sejarah yang panjang dalam hal kerja sama politik. Mulai dari kader PPP, Hamzah Haz yang menjadi wakil presiden Megawati Soekarnoputri hingga pengusungan Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden terpilih.
"Kalau kemudian berkoalisi dengan PDIP, KIB dengan PDIP, itu kan menjadi kekuatan yang tambah dahsyat itu untuk memenangkan kontestasi itu semakin mudah. Untuk memenangkan kontestasi lebih mudah," ujar Baidowi.
Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat menanggapi peluang terbentuknya koalisi antara partainya, PPP dan Partai Bulan Bintang (PBB). Ia mengungkapkan, kerja sama politik saat ini masih sangat terbuka.
PDIP, jelas Djarot, memiliki sejarah bersama yang cukup panjang dalam kancah perpolitikan nasional. Salah satunya saat kader PPP, yakni Hamzah Haz yang menjadi wakil presiden dari Megawati Soekarnoputri pada 2001 hingga 2004.
"Jadi mempunyai sejarah yang sangat panjang, PPP dan PDI Perjuangan itu juga bertetangga, sehingga komunikasi itu berjalan dengan sangat baik. Apalagi Mbah Maimoen itu dekat sekali dengan Ibu Mega, jadi sangat wajar jika kami berkomunikasi dengan PPP sebagai tetangga yang baik," ujar Djarot di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (14/3/2023).