Kamis 23 Mar 2023 20:00 WIB

Harga Sejumlah Kebutuhan Pokok di Padang Mulai Naik

Turunnya tarif angkutan udara diantaranya dipengaruhi oleh turunnya harga Avtur.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Lida Puspaningtyas
Aktivitas pedagang berbagai bahan pokok (bapok) masyarakat di Pasar Babadan, Kabupaten Semarang, Rabu (15/3). Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang mencatat, sepekan menjelang bulan Ramadhan, harga cabai rawit merah mengalami kenaikan.
Foto: Republika/Bowo pribadi
Aktivitas pedagang berbagai bahan pokok (bapok) masyarakat di Pasar Babadan, Kabupaten Semarang, Rabu (15/3). Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang mencatat, sepekan menjelang bulan Ramadhan, harga cabai rawit merah mengalami kenaikan.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Harga kebutuhan pokok di Kota Padang mulai mengalami kenaikan. Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang, Syahendri Berkah, mengatakan penyebab kenaikan harga bahan pokok karena meningkatnya permintaan masyarakat menjelang Ramadhan 1444 H.

"Pemko Padang akan menggelar operasi pasar supaya mampu menekan laju kenaikan harga bahan pokok tersebut," kata Syahendri, Kamis (23/3/2023).

Baca Juga

Ia mencontohkan komoditas yang mengalami kenaikan cukup tinggi adalah daging ayam. Sejak awal Maret 2023 harga daging ayam rata-rata Rp 28 ribu per kilogram. Kini, harganya sudah naik menjadi Rp 38 ribu atau mengalami peningkatan 35 persen. Selain itu, lanjut Syahendri, harga telur, cabai merah dan bawang merah juga mulai merangkak naik.

"Jika harga naik tinggi maka kita akan gelar pasar murah untuk membuat harga kembali stabil. Di pasar murah itu sejumlah kebutuhan pokok akan dijual kepada masyarakat dengan harga normal mulai dari daging sapi, daging ayam, telur dan lainnya," ucap Syahendri.

Sebelumnya, Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatra Barat, Endang Kurnia, mengatakan inflasi di Sumatera Barat pada Februari 2023 didorong oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi mencapai 0,69 persen mtm dengan andil inflasi 0,22 persen mtm.

Inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau bersumber dari peningkatan harga komoditas cabai merah, ikan cakalang atau ikan sisik, rokok kretek filter, kentang, dan minyak goreng yang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,25 persen; 0,07 persen; 0,03 persen; 0,03 persen; dan 0,03 persen (mtm).

Kenaikan harga bahan pangan secara umum didorong oleh terbatasnya pasokan akibat faktor cuaca yang kurang kondusif. Komoditas rokok kretek filter mengalami kenaikan harga didorong oleh berlanjutnya kebijakan kenaikan Cukai Harga Tembakau sebesar 10 persen pada awal tahun 2023.

Sementara peningkatan harga komoditas minyak goreng didorong oleh turunnya pasokan dari produsen. Tekanan inflasi yang lebih lanjut tertahan oleh deflasi pada kelompok transportasi sebesar -0,80 persen mtm dengan andil -0,12 persen mtm.

Disebabkan oleh penurunan tarif angkutan udara. Turunnya tarif angkutan udara diantaranya dipengaruhi oleh turunnya harga Avtur yang disertai dengan normalisasi permintaan di awal tahun.

Kelompok kesehatan dan kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga juga mengalami deflasi masing-masing sebesar 0,07 persen dan 0,06 persen mtm. Beberapa komoditas bahan pangan di antaranya daging ayam ras, petai, dan telur ayam ras juga mengalami deflasi dengan andil masing-masing sebesar -0,18 persen; -0,02 persen; dan -0,02 persen mtm.

"Deflasi pada kelompok tersebut didukung oleh meningkatnya ketersediaan pasokan di pasar," ujar Endang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement