Senin 27 Mar 2023 07:38 WIB

Penelitian: Debu Antariksa Bisa Membawa Kehidupan Alien Melintasi Galaksi

Sebanyak 100.000 keping partikel debu pembawa kehidupan diduga mencapai Bumi dalam setiap tahun.

Rep: Ilham Tirta/ Red: Partner
.
Foto: network /Ilham Tirta
.

Ilustrasi tabrakan asteroid besar. Tabrakan asteroid yang kuat pada planet yang menyimpan kehidupan dapat mengeluarkan partikel kecil pembawa kehidupan ke ruang antarbintang, menurut sebuah penelitian pada Maret 2023. Gambar: NASA/Don Davis
Ilustrasi tabrakan asteroid besar. Tabrakan asteroid yang kuat pada planet yang menyimpan kehidupan dapat mengeluarkan partikel kecil pembawa kehidupan ke ruang antarbintang, menurut sebuah penelitian pada Maret 2023. Gambar: NASA/Don Davis

ANTARIKSA -- Sebuah studi baru menunjukkan bahwa astrobiolog harus memeriksa debu luar angkasa dan puing-puing planet ekstrasurya lainnya untuk mencari keberadaan kehidupan di luar Bumi. Sebanyak 100.000 keping partikel debu pembawa kehidupan bisa mencapai Bumi dalam setiap tahun.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Profesor astronomi di Universitas Tokyo, Tomonori Totani. Menurut dia, asteroid besar yang menghantam sebuah planet bisa menimbulkan dampak kosmik seperti yang memusnahkan dinosaurus.

Untuk diketahui, dino dan seluruh keluarnya diduga terbunuh oleh batuan luar angkasa yang menghantam Bumi 66 juta tahun lalu. Tabrakan dahsyat tersebut dapat menciptakan kawah seukuran belahan bumi dan menyebarkan puing-puing ke seluruh planet dan ruang antarbintang.

Dalam makalah baru yang diterbitkan online pada Rabu, 22 Maret 2023 di International Journal of Astrobiology, Totani berpendapat, puing-puing yang terlontar ke luar angkasa dari tabrakan yang cukup besar di planet yang dihuni kehidupan bisa membawa serta kehidupan.

Secara teoritis, mikroorganisme yang memfosil atau indikasi kehidupan lainnya dapat dipertahankan di planetary ejecta saat mereka menjauh dari planet asalnya. Cikal kehidupan baru itu akan menunggu sampai mereka mampu melalui lingkungan keras di luar angkasa. Beberapa partikel puing ini bisa menemukan jalannya ke permukaan planet lain yang menopang kehidupan, seperti Bumi.

Gagasan ini dalam beberapa hal serupa dengan hipotesis panspermia, yang menganggap kehidupan ada di mana-mana dan berkembang biak di seluruh galaksi, dari satu benda planet ke benda planet lainnya. Totani mengutip ini di awal makalahnya, bersamaan dengan pengamatan bahwa meteorit Mars telah ditemukan di Bumi.

"Makalah saya mengeksplorasi ide ini menggunakan data yang tersedia pada berbagai aspek skenario ini," kata Totani dalam siaran pers.

Harus keluar dari gravitasi planet dan bintang

Tidak semua puing dari planet ekstrasurya bisa keluar angkasa dengan kecepatan yang pas agar terlepas dari gravitasi planet dan bintang induknya. Sebaliknya, benda itu harus kecil. Totani menghitung bahwa fragmen dengan lebar sekitar satu mikrometer (seperseribu milimeter) akan cukup menampung sesuatu seperti organisme bersel tunggal, dan juga cukup kecil untuk mencapai kecepatan antarbintang.

"Jarak dan waktu yang terlibat bisa sangat jauh, dan keduanya mengurangi kemungkinan setiap ejecta yang berisi tanda-tanda kehidupan dari dunia lain bisa mencapai kita," kata Totani. Apalagi, banyak fenomena di ruang angkasa yang bisa menghancurkan benda-benda kecil seperti panas atau radiasi.

Namun, terlepas dari kemungkinannya yang kecil, perhitungan Totani menunjukkan bahwa hingga 100.000 keping debu luar angkasa seperti yang dijelaskan kemungkinan mendarat di Bumi dalam setiap tahun. Bahkan mungkin telah terawetkan dengan baik di dalam es Antartika atau di dasar laut.

Spesimen tersebut kemungkinan relatif mudah dipulihkan, dibandingkan dengan debu luar angkasa dengan bukti kehidupan mikroba yang masih melayang di angkasa. Tapi skenario terakhir itu juga tidak mustahil. "Membedakan materi ekstrasurya dari materi yang berasal dari tata surya kita sendiri masih menjadi masalah yang rumit," kata dia. Namun, ia memastikan teknologi aerogel untuk menangkap debu luar angkasa sudah ada saat ini.

Terakhir, Totani mendesak para ilmuwan di bidang yang berkaitan mengambil penelitian tersebut. Mereka diharapkan mengeksplorasi lebih banyak kemungkinan untuk pencarian kehidupan di luar tata surya kita. Sumber: Space.com

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement