Senin 27 Mar 2023 17:10 WIB

Trik Atur Uang untuk Bukber Agar tak Boros Selama Ramadhan

Bukber memang menyenangkan, namun jika tak waspada, pengeluaran bisa membengkak.

Warga menunggu waktu berbuka puasa di sentra kuliner nasi kapau, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat. Ada beberapa cara yang perlu dilakukan agar uang yang digunakan untuk bukber tidak membengkak. (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga menunggu waktu berbuka puasa di sentra kuliner nasi kapau, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat. Ada beberapa cara yang perlu dilakukan agar uang yang digunakan untuk bukber tidak membengkak. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan suci Ramadhan sering kali digunakan untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan pertemanan. Salah satu caranya adalah melalui buka puasa bersama atau yang populer sebagai bukber.

Menghadiri undangan bukber memang menyenangkan, namun, jika tidak waspada, pengeluaran bisa membengkak apalagi ketika harus menghadiri beberapa acara selama Ramadhan. Faculty Head of Sequis Training Academy of Excellence Samuji, menilai seseorang perlu menyiapkan dana khusus bukber, sebaiknya beberapa waktu sebelum bulan puasa.

Baca Juga

"Sebaiknya sejak awal tetapkan berapa kali Anda akan mengikuti acara buka bersama, misalnya sepekan sekali saja," kata Samuji dalam siaran persnya, Senin (27/3/2023).

Dana untuk bukber bisa disiapkan sejak satu-dua bulan sebelum Ramadhan. Menurut Samuji, menyiapkan anggaran khusus bukber membantu pengeluaran tetap terjaga sekaligus menekan biaya tidak terduga selama bulan puasa.

Selain bukber, pengeluaran lain yang perlu dicermati selama bulan Ramadhan antara lain adalah zakat fitrah, berbagi takjil, baju Lebaran, bingkisan Lebaran dan biaya mudik. Pengeluaran seperti itu membuat struktur anggaran selama Ramadhan berbeda dengan bulan-bulan lainnya.

Samuji menyarankan seseorang untuk memisahkan kebutuhan bulan Ramadhan dari anggaran rutin serta memerinci apa saja kebutuhan itu, mana yang wajib, mana yang bisa ditunda serta apa ada kemungkinan biaya itu dibagi dengan anggota keluarga lain atau teman.

Contohnya, untuk biaya konsumsi selama Ramadhan, seseorang bisa membuat daftar kebutuhan untuk sebulan. Sementara untuk berbagi takjil atau bingkisan Lebaran, bisa dipertimbangkan untuk berbagi biaya dengan keluarga atau teman.

Untuk baju Lebaran, pertimbangkan untuk memadupadankan baju-baju lama atau jika ingin membeli, pertimbangkan berdasarkan kenyamanan dan kemampuan finansial, bukan semata karena merek baju tersebut.

Dana untuk mudik Lebaran bisa dipersiapkan sejak beberapa bulan sebelumnya dan Samuji menyarankan jangan memutuskan mudik atau libur secara mendadak supaya biaya mudik tidak mengganggu pos anggaran lainnya. Dana mudik bisa diambil dari anggaran liburan atau sedikit mengurangi alokasi dana untuk investasi pada satu bulan sebelum mudik.

"Hindari mudik dengan berutang kartu kredit karena akan membuat masalah baru pada bulan-bulan berikutnya karena harus melunasi utang beserta bunganya atau kebutuhan lain menjadi tertunda pemenuhannya," kata Samuji.

Samuji juga mengingatkan untuk tetap menyiapkan dana darurat selama bulan Ramadhan. Besaran dana darurat ditentukan dari berapa banyak tanggungan.

Saat masih lajang, besaran dana darurat yang dianjurkan adalah tiga kali dari rata-rata pengeluaran bulanan. Sementara jika sudah menikah dan belum punya anak, dana darurat minimal lima kali dari rata-rata pengeluaran bulanan.

Jumlah dana darurat akan bertambah jika sudah menikah dan memiliki anak. Dana darurat bisa disiapkan dengan cara mencicil, misalnya dua hingga tiga persen dari pendapatan. Tunjangan Hari Raya (THR) pun bisa disisihkan untuk memenuhi dana darurat. Samuji juga menyarankan untuk memiliki asuransi kesehatan untuk mengatasi risiko pengeluaran yang lebih besar ketika harus menjalani rawat inap.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement