REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Masyarakat di Kabupatan Magelang dihebohkan dengan kemunculan ribuan laron selepas hujan deras pada akhir pekan lalu. Dari video yang diunggah warganet, laron tersebut telah menghalangi pandangan pengguna jalan dan membuat beberapa pengguna sepeda motor terjatuh.
Laron umumnya muncul dalam kelompok besar ketika suhu udara sekitar mulai naik, seperti saat hujan lebat. Pada saat musim penghujan, kondisi tanah menjadi lembap, dan secara tidak langsung sarang laron menjadi lebih dingin.
Padahal laron menyukai suhu antara 25 hingga 28 derajat celcius, sehingga mereka akan keluar dari sarangnya untuk mencari udara yang lebih hangat. Perubahan suhu juga menjadi pemicu utama kenapa laron keluar dari sarangnya untuk terbang dan keluar dari sarangnya, demikian seperti dilansir dari Rentokil, Senin (27/3/2023).
Laron sendiri muncul dalam berbagai warna tergantung spesiesnya. Umumnya laron muncul dengan warna krem atau kecokelatan yang sama dengan kasya rayap lainnya. Laron memiliki dua antena yang biasanya lurus dengan sedikit lengkungan dan memiliki dua pasang sayap yang panjangnya sama, berwarna putih dan tembus pandang dengan tampilan seperti urat.
Sama halnya dengan serangga terbang noktural, laron juga sangat tertarik dengan sumber cahaya. Itulah mengapa, laron yang keluar dari sarangnya selepas hujan akan berkerumun di bawah lampu jalan atau lampu teras.
Pertanyaannya kemudian, apakah laron berbahaya? Untungnya laron tidak berbahaya, karena tidak beracun, menggigit atau menyengat manusia dengan cara apapun. Akan tetapi, seperti halnya yang terjadi di Magelang, kumpulan laron yang berterbangan di udara bisa membuat kita terganggu.