3. Berlatih perawatan diri
Nashtaei menyarankan agar individu yang berencana berpuasa selama Ramadhan harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi kesehatan mental mereka.
Hidrasi dan nutrisi yang cukup selama jam-jam non-puasa dapat membantu mencegah gejala fisik yang dapat memengaruhi kesehatan mental. Selain itu, melakukan aktivitas fisik dan menjaga hubungan sosial dapat membantu mengurangi perasaan terisolasi dan depresi.
“Untuk menjaga kesehatan fisik dan mental yang baik selama Ramadhan, sangat penting untuk mempraktikkan perawatan diri,” kata dia.
Ini termasuk makan makanan yang seimbang dan sehat selama jam-jam non-puasa, tetap terhidrasi, istirahat yang cukup, melakukan aktivitas fisik secara teratur, dan mempraktikkan teknik relaksasi untuk mengelola stres.
“Penting juga bagi individu dengan kondisi kesehatan mental atau penyakit kronis yang sudah ada sebelumnya untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan mereka sebelum membuat perubahan apa pun pada pengobatan atau rencana perawatan mereka," ujar dia.
Konsultan Neurologis NMC Royal Hospital Sushil Garg mengatakan selama bulan suci Ramadhan, mereka yang berpuasa akan mengalami perubahan kebiasaan makan, pola tidur dan rutinitas sehari-hari, yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental mereka. Selama Ramadhan, pasien migrain harus menghindari faktor pemicu migrain seperti pencahayaan terang, suara keras, dan stres fisik dan psikologis.
Selain itu, kurangi asupan kafein dan hindari merokok berlebihan selama dan setelah berbuka. ”Dokter menyarankan menghidrasi dengan baik dari Iftar hingga Sahur dan mengonsumsi makanan sehat seimbang yang rendah sodium dan tidak termasuk makanan olahan atau gorengan.
Cobalah beristirahat selama beberapa jam sebelum berbuka puasa. Pasien neurologi juga harus memastikan mendapatkan banyak tidur. Mengikuti meditasi dan doa selama Ramadhan dapat membantu tetap tenang dan membumi, memungkinkan mengatasi stres dan emosi negatif.