REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat olahraga Fritz Simanjuntak menilai, walau acara undian grup Piala Dunia U-20 yang rencananya dgelar 31 Maret 2023 dibatalkan FIFA, peluang Indonesia untuk tetap menjadi tuan rumah terbuka. Fritz menilai bisa jadi pembatalan itu lampu kuning dari FIFA, karena sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari pemerintah pusat mengenai Timnas Israel yang menjadi salah satu peserta.
"Pembatalan undian menunjukan wewenang penuh FIFA terhadap sepak bola di negara manapun itu. Masalah pertandingan juga akan jadi kewenangan FIFA," kata Fritz saat berbincang dengan republika.co.id, Selasa (28/3/2023).
Fritz mengatakan, ini momentum juga untuk membawa olahraga sebagai jalan damai. "Dulu tahun 1993 Presiden Soeharto pernah mengundang PM Israel di kediamannya untuk menciptakan kedamaian. Sejumlah atlet, anggota Parlemen dan orang Israel juga sudah pernah datang ke Indonesia. Orang kita juga banyak yang ke Israel. Semua damai dan aman saja," ujar dia.
"Kini kita tunggu komitmen pemerintah untuk mendukung transformasi sepakbola salah satunya mensukseskan piala dunia U20. Jika berhasil ini bisa berimbas kepada transformasi dunia politik," kata Fritz menambahkan.
Lebih lanjut, Fritz mengungkapkan, Piala Dunia U-20 ini momentum Indonesia melakukan rebranding the nation. "Jika kita bisa menggelar (Piala Dunia U-20) dengan baik, termasuk menerima Timnas Israel bertanding, ini akan menegaskan Indonesia adalah negara yang damai, nyaman, toleransi, dan tidak diskriminasi," kata dia.
Fritz menambahkan, efek beragam dari tuan rumah Piala Dunia U-20, akan banyak turis asing yang masuk ke Indonesia, bagus untuk investasi dan Indonesia juga bisa ikut bidding untuk event yang lebih besar seperti Piala Dunia maupun Olimpiade di masa mendatang.