Rabu 29 Mar 2023 16:43 WIB

Ada Gejolak Perbankan, Kemenkeu: Minat Lelang SUN Tetap Baik

Hal ini tecermin dari penawaran masuk sebesar Rp 29,34 triliun.

Red: Ahmad Fikri Noor
Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Deni Ridwan menilai, minat investor pada lelang surat utang negara (SUN) pada Selasa (28/3/2023) cukup baik di tengah berita negatif soal sektor perbankan di Amerika Serikat (AS).
Foto: Dok Kemenkeu
Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Deni Ridwan menilai, minat investor pada lelang surat utang negara (SUN) pada Selasa (28/3/2023) cukup baik di tengah berita negatif soal sektor perbankan di Amerika Serikat (AS).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Deni Ridwan menilai, minat investor pada lelang surat utang negara (SUN) pada Selasa (28/3/2023) cukup baik di tengah berita negatif soal sektor perbankan di Amerika Serikat (AS). Hal ini tecermin dari penawaran masuk atau incoming bids sebesar Rp 29,34 triliun atau 1,5 kali dari target indikatif yang telah diumumkan sebelumnya. Lelang dilakukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.

Dalam keterangan resmi, Deni menyebutkan, pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp 20 triliun dari penawaran masuk tersebut, dengan mempertimbangkan imbal hasil atau yield surat berharga negara (SBN) yang wajar di pasar sekunder, rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2023, dan kondisi kas negara terkini.

Baca Juga

Meski begitu, penawaran masuk tersebut tercatat lebih rendah apabila dibandingkan penawaran masuk lelang sebelumnya lantaran didorong kenaikan suku bunga Bank Sentral AS, The Fed sesuai ekspektasi sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen sampai 5 persen pada pertemuan 22 Maret 2023 dan sikap optimis pelaku pasar bahwa The Fed tidak akan terlalu agresif menaikkan suku bunga pada tahun ini.