REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berinvestasi di saham syariah, bukan hanya membeli saham tetapi juga menjalankan transaksi secara amanah. Ini karena kegiatan dan produk-produk investasinya telah memiliki legalitas dan dikelola sesuai amanah. Amanah juga mencerminkan komitmen pelaku pasar untuk mengemban kepercayaan yang telah diberikan masyarakat.
"Imam Nawawi menyebutkan, berkah memiliki dua arti yakni tumbuh, berkembang, atau bertambah dan kedua adalah kebaikan yang berkesinambungan. Jadi investasi di saham syariah bukan hanya untuk menumbuhkan aset tetapi juga berpotensi menebar lebih banyak kebaikan dari hasil investasi tersebut," kata Senior Executive Relationship PT Phintraco Sekuritas, Megasari J Putri dalam diskusi daring, Rabu (29/3/2023).
Putri melanjutkan, saat berinvestasi saham maka investor ingin bisa menumbuhkan atau mengembangkan portofolio saham. Salah satunya dengan melakukan analisis.
"Analisis yang dapat kita gunakan adalah analisis fundamental dan analisis teknikal screening sektor usaha, tata kelola perusahaan yang baik (GCG), selalu membukukan keuntungan, perusahaan terus bertumbuh, dan valuasi sahamnya wajar," ungkapnya.
Putri mengatakan, dengan mempelajari cara analisis fundamental saham sangat berguna untuk mengetahui kapan waktu terbaik membeli saham dan menjualnya. Keterampilan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengoptimalkan keuntungan lewat capital gain, yaitu selisih dari harga beli dengan harga jual.
Dengan memahami cara analisis fundamental saham, seorang investor tentu bisa terhindar dari investasi di saham dengan kualitas yang kurang baik. Selain itu, investor juga dapat memaksimalkan modal investasi yang ada sehingga bisa memperoleh keuntungan maksimal dengan risiko minim.
Ketika memutuskan berinvestasi di pasar saham, lanjut Putri, seorang investor juga harus akrab dan paham mengenai valuasi. Karena, dengan memahami bagaimana cara membaca fundamental saham dan analisisnya, tentu investor bisa mengetahui seberapa harga wajar dari suatu saham.
Selanjutnya, salah satu cara analisis fundamental adalah dengan memperhatikan EPS atau Earning Per Share. Sesuai namanya, EPS adalah indikator yang menunjukkan besaran laba bersih dari suatu perusahaan untuk tiap lembar sahamnya. Jadi, saham dengan nilai EPS yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu dapat dianggap sebagai saham yang menguntungkan.
Hal penting lainnya adalah dapat menganalisis besaran hasil dividen yang dibagikan oleh perusahaan terhadap tiap lembar sahamnya. Meskipun, bila dibandingkan dengan harga sahamnya jumlah dividen sangat kecil, hal ini tetap menjadi hal penting terutama bagi para investor jangka panjang.
"Yang perlu diingat, pasar modal syariah diprediksi mengalami pertumbuhan yang signifikan. Bonus demografi Indonesia dengan penduduk Muslim terbesar di dunia menjadi potensi yang masih bisa dikembangkan serta menjadi Best Islamic Capital Market selama dua tahun berturut-turut semakin meyakinkan para investor untuk menanamkan modalnya di pasar modal syariah," tuturnya.