Kamis 30 Mar 2023 23:24 WIB

Qatar Bisa Jadi Pengganti Indonesia Gelar Piala Dunia U-20, tapi Terkendala Cuaca Panas

Cuaca di Qatar pada Mei-Juni bisa mencapai 42 derajat celcius.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Israr Itah
Fans Argentina bersorak di luar stadion Lusail sebelum pertandingan sepak bola final Piala Dunia FIFA 2022 antara Argentina dan Prancis di Doha, Qatar,  Ahad (18/12/2022).
Foto: EPA-EFE/MARTIN DIVISEK
Fans Argentina bersorak di luar stadion Lusail sebelum pertandingan sepak bola final Piala Dunia FIFA 2022 antara Argentina dan Prancis di Doha, Qatar, Ahad (18/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Dibutuhkan komitmen tinggi, kerja sama antarelemen dan kemauan suatu negara, di samping penyediaan anggaran untuk menggelar suatu event besar. Qatar bisa dibilang sukses menjalani tugas serta kewajiban sebagai tuan rumah hajatan olahraga bergengsi dunia.

Negeri teluk ini populer di mata dunia berkat kekayaan minyak dna gas alamnya, serta pembangunan yang masif. Pulau buatan hingga banyaknya gedung pencakar langit yang memukau menjadi ciri Qatar. 

Baca Juga

Di dunia olahraga, Qatar jadi salah satu kekuatan finansial yang mewarnai sejumlah olaheaga beken di dunia. Untuk sepak sepak bola, sejumlah perusahaan Qatar jor-joran mengucurkan sponsorhip, hingga mrmbeli kkub.

Di dalam negeri, Qatar sudah identik dengan pergelaran event olahraga tingkat dunia. Puncaknya terjadi pada Piala Dunia 2022 musim dingin Desember lalu.

Qatar menjadikan Piala Dunia 2022 sebagai peluang untuk memajukan perekonomian dari segi pariwisata hingga perdagangan.

Lantas gelontoran dana fantastis untuk menggelar Piala Dunia 2022 merupakan perwujudan harga diri Qatar, sebuah ajang eksistensi untuk membuktikan kepada 'Negeri Barat' bahwasanya negara-negara yang dianggap kecil nyatanya dapat andil peran untuk ekonomi dunia.

Bahkan Piala Dunia 2022 jadi gelaran sepak bola dengan jumlah pengeluaran atau investasi termahal sepanjang masa yang menghabiskan nilai sekitar 200 miliar dollar.

Sebelumnya Qatar sudah melebarkan sayapnya di dunia balap dengan meresmikan ajang Formula 1 pada 2021, memiliki kontrak selama 30 tahun untuk menjadi host lomba cepat jet darat tersebut.

Negeri Jazirah Arab tadinya sudah kadung identik dengan MotoGP yang langganan melintas di Sirkuit Losail sejak 2004. Ajang balap kuda besi tersebut mengerek banyak atensi lantaran berlangsung pada malam hari.

Kejayaan Qatar dalam menggelar tiga ajang di atas khususnya Piala Dunia 2022 membuat mereka ingin menggelar event olahraga lain di masa depan. Qatar siap bersaing memperebutkan jatah tuan rumah Olimpiade 2036.

Terdekat Qatar akan kembali bersolek lantaran resmi ditunjuk oleh Komite Eksekutif Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) sebagai tuan rumah Piala Asia 2023 menggantikan China. Acara tersebut akan digelar pada 2024 mendatang.

Berkaca dari komentar presiden AFC dan fakta nyata bahwa Qatar layak menjadi tuan rumah beragam event olahraga besar dunia bukan tidak mungkin Qatar bisa menjadi 'exit plan'  buat Piala Dunia U-20 2023 yang akan dimainkan pada bulan Mei hingga Juni Mengingat FIFA telah membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah.

Hanya, kali ini persoalan Qatar bukan uang. Sebagai tuan rumah, mereka bakal terkendala  cuaca panas atau suhu ekstrem pada bulan Mei-Juni ketika Piala Dunia U-20 digelar. Menurut laman climatestotravel, suhu di Qatar paling rendah 28 derajat celcius dengan suhu maksimal bisa mencapai 42 derajat celcius!

Ini yang membuat kans dua negara Amerika Selatan, Argentina serta Peru dianggap cukup besar untuk menggantikan Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement