Sabtu 01 Apr 2023 13:25 WIB

IMF Setujui Pinjaman 15,6 Miliar Dolar AS untuk Ukraina

Pinjaman ini merupakan bagian dari dukungan global 115 miliar dolar AS.

Sebuah gedung bertingkat terbakar setelah diserang oleh serangan udara Rusia di Avdiivka, Ukraina, Jumat (17/3/2023). Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pada hari Jumat (31/3/2023) bahwa dewan eksekutifnya menyetujui program pinjaman empat tahun senilai 15,6 miliar dolar AS untuk Ukraina.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pada hari Jumat (31/3/2023) bahwa dewan eksekutifnya menyetujui program pinjaman empat tahun senilai 15,6 miliar dolar AS untuk Ukraina. Ini merupakan bagian dari paket global 115 miliar dolar AS untuk mendukung ekonomi negara itu saat memerangi invasi Rusia yang telah berlangsung selama 13 bulan.

Keputusan tersebut membuka jalan untuk pencairan segera sekitar 2,7 miliar dolar AS ke Kyiv, dan mengharuskan Ukraina untuk melakukan reformasi yang ambisius, terutama di sektor energi, kata IMF dalam sebuah pernyataan.

Pinjaman Extended Fund Facility (EFF) adalah program pembiayaan konvensional besar pertama yang disetujui IMF untuk negara yang terlibat dalam perang skala besar. Program IMF jangka panjang Ukraina sebelumnya senilai 5 miliar dolar AS dibatalkan pada Maret 2022 ketika dana tersebut menyediakan 1,4 miliar dolar AS dalam bentuk pembiayaan darurat dengan beberapa persyaratan. 

Ini memberikan 1,3 miliar dolar AS lagi di bawah program "jendela kejutan makanan" Oktober lalu. Seorang pejabat IMF mengatakan paket 115 miliar dolar AS sudah termasuk pinjaman IMF, 80 miliar dolar AS dalam janji untuk hibah dan pinjaman lunak dari lembaga multilateral dan negara lain, dan komitmen pengurangan utang senilai 20 miliar dolar AS.

Ukraina harus memenuhi persyaratan tertentu selama dua tahun ke depan, termasuk langkah-langkah untuk meningkatkan penerimaan pajak, menjaga stabilitas nilai tukar, menjaga independensi bank sentral, dan memperkuat upaya antikorupsi.

Reformasi yang lebih dalam akan diperlukan pada tahap kedua program untuk meningkatkan stabilitas dan rekonstruksi awal pascaperang, kembali ke kerangka kebijakan fiskal dan moneter sebelum perang, meningkatkan daya saing dan mengatasi kerentanan sektor energi, kata IMF.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement