REPUBLIKA.CO.ID, BARRU -- Kelompok sukarelawan Srikandi Ganjar Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar pelatihan membuat boneka dari plastik daur ulang untuk perempuan milenial di Pantai Lasonrai Ujunge, Kelurahan Batupute, Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, Sulsel, pada Aha (2/4/2023). Koordinator Wilayah (Korwil) Srikandi Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurul Awainah menyatakan pihaknya terus memberdayakan perempuan, khususnya kaum milenial, dengan pelatihan pembuatan boneka dari plastik daur ulang.
"Kami adakan pelatihan membuat boneka dari bahan daur ulang plastik dengan peserta perempuan milenial," katanya.
Perempuan yang merupakan praktisi pendidikan ini mengatakan pihaknya menyasar perempuan milenial di Kabupaten Barru berpotensi untik berkembang menjadi lebih baik.
"Kami menyasar Kabupaten Barru di Sulsel karena banyak perempuan milenial yang berpotensi berkembang lebih baik," katanya.
Nurul menuturkan pelatihan membuat boneka dari plastik daur ulang ini bisa menjadi peluang bisnis bagi perempuan milenial di sana.
"Kenapa pelatihan boneka, boneka ini bisa menjadi peluang bisnis bagi anak-anak muda milenial, mungkin dibuat buket-buket. Apalagi di Kabupaten Barru ada sekolah tinggi yang bisa dibuat peluang bisnisnya " ujarnya.
Alumnus salah satu perguruan tinggi di Sulsel tersebut menjelaskan, dengan pelatihan ini, perempuan milenial di Kabupaten Barru memiliki soft skill mengubah bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar mereka menjadi peluang bisnis.
"Mereka bisa memiliki skill baru. Dia tahu ada bahan-bahan yang mudah didapatkan di sekitarnya untuk dibuat menjadi peluang bisnis," ucapnya.
Nurul berharap, setelah digelarnya pelatihan ini, para peserta bisa lebih mandiri ke depannya. "Harapannya, perempuan milenial lebih mandiri dan bisa melatih dan mengasah kemampuan dirinya dengan membuat boneka," ungkapnya.
Srikandi Sulsel terus gencar memberdayakan perempuan, khususnya para milenial, agar memiliki modal skill untuk berwirausaha.
"Kami akan melatih perempuan di sini supaya bisa memberdayakan dirinya. Diketahui di sini Sulsel rata-rata perempuan milenial menikah muda, 17-20 tahun. Nah, kami membuat acara ini agar perempuan milenial tidak hanya fokus menikah, tetapi juga mereka bisa membuka peluang bisnis atau memberdayakan diri sendiri," ujarnya.
Kegiatan serupa juga pernah dilakukan komunitas ini beberapa waktu lalu. Srikandi Jateng menggelar pelatihan mengelola dan mengolah limbah plastik di Desa Kaliputih, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Koordinator Wilayah Srikandi Jateng Putri Indah Meilani mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menambah keterampilan perempuan milenial di Kebumen dalam membuat kerajinan tangan dari limbah plastik.
“Selain itu, kami juga mengajak para peserta untuk mampu membaca peluang dari sesuatu yang tak ternilai menjadi produk yang bernilai ekonomis, salah satunya yaitu memanfaatkan limbah plastik,” katanya, demikian dilansir dari Antara.