Selasa 04 Apr 2023 06:42 WIB

Tolak Pemberhentian, Endar Melawan, Laporkan Firli dan Sekjen KPK ke Dewas

Kapolri menugaskan kembali Brigjen Endar ke KPK.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua KPK Firli Bahuri.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua KPK Firli Bahuri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eks Direktur Penyelidikan (Dirlidik) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Brigjen Endar Priantoro akan melaporkan Ketua KPK Firli Bahuri dan Sekjen KPK Cahya H Harefa ke Dewan Pengawas (Dewas). Laporan ini akan disampaikan pada Selasa (4/4/2023).

Endar menjelaskan, ia melaporkan Cahya lantaran menandatangani surat keputusan penghentian dirinya sebagai Direktur Penyelidikan. "Dan Pimpinan KPK (Firli Bahuri) yang menandatangani surat penghadapan (ke Polri)," jelas dia.

Baca Juga

Adapun polemik ini bermula setelah Ketua KPK Firli Bahuri mengirimkan surat ke Mabes Polri untuk menarik kembali Endar serta Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Karyoto. Namun, permintaan ini tidak seluruhnya dipenuhi.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hanya menyetujui penarikan Karyoto. Dia ditunjuk menjadi Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen Fadil Imran yang dipromosikan sebagai Kabaharkam Polri.

Sementara itu, terhadap Endar, Polri memutuskan agar dia tetap pada jabatannya sebagai Direktur Penyelidikan KPK. Alasannya, karena keterbatasan jabatan di Korps Bhayangkara.

Pun KPK tak mengajukan permohonan perpanjangan masa jabatan jenderal bintang satu itu di lembaga antirasuah. Padahal, penugasannya di KPK berakhir per 31 Maret 2023.

KPK juga telah menunjuk Ronald Worotikan menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Penyelidikan (Dirlidik) KPK. Dia sebelumnya bertugas sebagai jaksa penutut umum (JPU).

Ia pernah menangani beberapa kasus, diantaranya kasus suap dan gratifikasi yang menjerat eks Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement