Jumat 07 Apr 2023 14:53 WIB

Ini Penyebab Meninggalnya 12 Korban Dukun Pengganda Uang Versi Polisi

Polisi melakukan identifikasi korban dukun pengganda uang.

Rep: C02/ Red: Muhammad Hafil
Proses pembongkaran jenazah yang diduga merupakan korban dari ‘dukun’ pengganda uang, Tohari alias Slamet (46), di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (3/4).
Foto: Dok.Bidhumas Polda Jateng
Proses pembongkaran jenazah yang diduga merupakan korban dari ‘dukun’ pengganda uang, Tohari alias Slamet (46), di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID,SOLO–Polda Jawa Tengah memastikan kematian 12 korban atas embunuhan oleh dukun palsu pengganda uang Slamet Tohari (43 tahun) dan Budi Santoso (46) karena senyawa beracun yakni sianida dan Klonidin.

Kabid Labfor Kombes Pol Slamet Iswanto mengatakan, pihaknya mulai melakukan identifikasi jenazah tersebut di Polres Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng) pada Selasa 4 April 2023. Hasilnya ditemukan, 2 butir serbuk (apotas) dan dua butir tablet.

Baca Juga

Sekedar informasi Sianida sendiri merupakan senyawa beracun yang bisa menyebabkan kematian pada sel-sel tubuh ketika tertelan. Sedangkan, klonidin adalah obat antihipertensi golongan penghambat reseptor alfa agonis kerja sentral

"Dua butir apotas positif mengandung zat potasium sianida. Sedangkan, dua butir tablet mengandung klonidin," katanya Kamis (6/4/2023). 

Slamet menjelaskan, potasium sianida mampu merusak efek merusak sel-sel di dalam tubuh dalam rentang waktu sekitar 1 menit - 5 menit. Jika ditelan dalam jumlah yang cukup banyak, orang bisa meninggal dalam 5 menit. Pada praktiknya kedua dukun palsu pengganda tersebut mensyaratkan meminum zat beracun sebagai syarat ritual.  

"Dua belas korban itu positif mengandung sianida. Jadi bisa diambil kesimpulan korban meninggal karena sianida. Penggunaan dua jenis pil itu merupakan modus dari pelaku," terangnya.

Di sisi lain, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Ahmad Luthfi menjelaskan bahwa ritual tersebut dilakukan di sebuah kebun. Dimana kedua pelaku melakukan tes kepada korbannya untuk menelan tablet yang mengandung klonidin sebelum meminum cairan sianida.

"Korban dites pakai klonidin itu. Kalau tidak ngantuk berhasil dan kemudian diberi sianida itu. Itu bisa dikuatkan dengan keterangan ahli," ujarnya. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement