Jumat 07 Apr 2023 17:02 WIB

Derita Long Covid, Indra Penciuman Perempuan Ini Pulih dengan Perawatan Anestesi Lokal

Perempuan di AS kehilangan indra perasa dan penciuman ketika kena Covid-19 pada 2021.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Kehilangan indra perasa dan penciuman mungkin merupakan salah satu gejala Covid-19. (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Kehilangan indra perasa dan penciuman mungkin merupakan salah satu gejala Covid-19. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang wanita yang tidak dapat mencium atau mengecap dengan baik selama dua tahun setelah terinfeksi Covid-19 akhirnya bisa mendapatkan kembali fungsi indranya setelah dirawat dengan anestesi lokal. Jennifer Henderson (54 tahun) dari Ohio AS, terpapar Covid-19 pada Januari 2021 dan mengalami sakit kepala, kelelahan, serta kehilangan indra perasa dan penciuman.

Meskipun sebagian besar gejalanya mereda setelah sepekan, ketidakmampuannya untuk mencecap atau mencium tetap ada. Setelah sembilan bulan, gejala-gejala itu kembali, tetapi terdistorsi sehingga tidak terasa atau berbau sebagaimana mestinya.

Baca Juga

Pisang terasa seperti logam, bawang putih terasa seperti bensin, ayam terasa seperti daging busuk, atau dikenal sebagai gangguan persepsi rasa (dysgeusia). Henderson juga tidak bisa mencium aroma parfum, bunga, yang dikenal sebagai parosmia.

"Rasanya sangat mengerikan. Kebanyakan orang tidak mengerti bagaimana hilangnya fungsi dua indera utama memengaruhi hidup saya," kata Henderson, seperti dilansir Insider, Jumat (7/4/2023).

Setelah hampir dua tahun dengan indra perasa dan penciuman yang berubah, Henderson menerima dosis pengobatan pertamanya pada Desember 2022. Sebuah video menunjukkan dia menangis setelah perawatan memungkinkannya untuk mencium dan mencicipi kopi untuk pertama kalinya sejak jatuh sakit.

Henderson mengetahui tentang pengobatan ini dari sebuah komunitas pendukung. Sebelum terjangkit Covid, Henderson senang pergi keluar untuk makan dan memasak resep baru di rumah. Namun, ia tidak bisa makan setelah kehilangan indra perasa dan penciumannya, dan mengatakan bahwa sebagian besar makanan terasa seperti sampah.

"Teman-teman akan bertanya ke mana kami ingin pergi makan malam dan saya hanya mengangkat bahu," kata dia.

Dia akan melihat foto-foto lama dirinya dan berpikir "dulu saya normal" dan bertanya-tanya apakah dia harus berurusan dengan hal ini selama sisa hidupnya. Dia mencoba pengobatan holistik seperti akupunktur tetapi tidak ada yang membantu.

Setelah menemukan sebuah komunitas untuk orang-orang yang menderita gejala serupa, Henderson mengetahui tentang pengobatan yang digunakan untuk manajemen nyeri yang disebut stellate ganglion block (SGB), yang telah digunakan untuk meningkatkan fungsi penciuman dan pengecapan bagi penderita long Covid.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement