REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Arif Satria mengatakan, para dai hidup dalam konteks yang berbeda dari masa ke masa. Untuk itu dibutuhkan penguatan literasi dai dalam semua aspek.
"Pada Ramadhan ini, baru kemarin kita lakukan pelatihan untuk dai. Para dai hidup dalam konteks yang berbeda dari masa ke masa. Maka konteks hari ini, kita menghadapi climate change atau perubahan iklim, digitalisasi, dan lainnya. Maka dibutuhkan penguatan literasi," kata Arif dalam agenda Nuzulul Quran atas kerja sama Republika, ICMI, dan Masjid Istiqlal, di Masjid Istiqlal, Sabtu (8/4/2023).
Dia menyebut bahwa bangsa Indonesia adalah terdiri dari umat yang sedang menunggu aksi-aksi yang menunjukkan perubahan. Maka dia menilai bahwa Ramadhan kali ini adalah momentum bagi ICMI dan segenap pihak untuk menebar kebaikan.
"Tentu atas nama ICMI kami berterima kasih kepada Imam Besar Masjid Istiqlal dan Republika, ICMI merupakan bagian dari Republika dan sebaliknya," ujarnya.
Dengan penguatan literasi dai, kata dia, maka dai diharapkan turut membantu menyebarkan inspirasi bagaimana bangsa Indonesia dapat survive di tengah perubahan iklim. Dalam kerja sama antara ICMI dan Republika terdapat sejumlah acara yang mengangkat tema tentang iklim dan digital. Ke depan, kata dia, ICMI akan memperkuat literasi dai tentang ekonomi, kesehatan, sekaligus tentang block chain hingga crypto currency.
"Insya Allah akan kita lakukan di seluruh Indonesia. Ini langkah kita melakukan konsolidasi secara nasional. Semoga ini bisa terus kita dorong, agar ICMI bisa menjadi rahmatan lil-alamin," ujarnya.