REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola Kesit Budi Handoyo menyarankan kepada Ketua Umum PSSI Erick Thohir untuk memberikan wadah kompetisi kepada pemain-pemain usia muda mulai dari U-17, U-19 hingga U-20. Kesit menilai hal itu lebih efektif daripada memberikan wadah khusus bagi pemain-pemain tim nasional di dalam sebuah klub.
"Sebenarnya tidak perlu juga membuat klub-klub yang khusus berisikan pemain-pemain tim nasional kelompok umur, yang paling penting buat PSSI adalah menyiapkan wadah kompetisi untuk pemain-pemain kelompok umur, mulai U-17, U-19, U-20. Itu kan jauh lebih efektiff dan berdaya guna," kata Kesit saat dihubungi republika.co.id, Selasa (11/4/2024).
Hal ini dikatakan Kesit setelah mendengar wacana Erick Thohir untuk memberikan wadah kepada pemain Timnas U-20 angkatan Rizky Ridho, juga angkatan Hokky Caraka yang gagal tampil di Piala Dunia U-20 2023. Rizky Ridho dkk gagal tampil karena Piala Dunia U-20 saat itu ditunda karena pandemi Covid-19 sementara yang terakhir, FIFA mencabut status tuan rumah Indonesia sehingga Hokky Caraka dkk juga gagal tampil.
Erick kemudian ingin menjadikan tim U-20 dan U-22 sebagai bagian dari pembangunan jangka panjang timnas Indonesia. Menteri BUMN itu berencana untuk menggabungkan para pemain itu dalam satu klub yang berkompetisi di liga. Hal itu, kata dia, sudah diterapkan dalam tim basket Indonesia Patriots di ajang Indonesian Basketball League (IBL).
Namun, Kesit menyebut sepak bola tidak bisa disamakan dengan basket. Tugas PSSI, kata dia, adalah membentuk tim nasional, bukan membentuk klub. Selain itu, Kesit mengingatkan bahwa proyek seperti ini sudah pernah dicoba di era sebelumnya dan tidak pernah berhasil. Menurutnya, akan lebih baik jika PSSI menyediakan kompetisi khusus bagi usia muda.
"Dengan adanya kompetisi di level itu maka kemampuan para pemain akan lebih terasah. Justru jika dibuatkan klub khusus kemudian bermain di Liga 1, malah terkesan eksklusif. Jadi, menurut saya, biarkan para pemain muda itu tersebar di berbagai klub dan mengikuti kompetisi kelompok umur yang disediakan PSSI," kata Kesit menjelaskan.
"PSSI harus belajar dari pengalaman yang sudah-sudah bahwa proyek-proyek seperti itu tidak pernah berhasil. Sudah banyak contoh seperti PSSI Primavera, SAD Uruguay, yang tidak pernah bisa melahirkan sebuah tim, apalagi untuk tim nasional yang kuat, kendati mereka berkompetisi," ujarnya menambahkan.