Selasa 11 Apr 2023 17:52 WIB

Pangsa Keuangan Syariah Sudah Capai 10 Persen

Total aset keuangan syariah Indonesia mencapai Rp 2.375,84 triliun.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Direktur Pengaturan dan Pengembangan Perbankan Syariah OJK Nyimas Rohmah (kiri), Direktur Pengembangan Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah OJK Fadilah Kartikasasi (tengah), dan Direktur Pengembangan IKNB dan Inovasi Keuangan Digital (kanan) Edi Setijawan menjelaskan mengenai perkembangan keuangan syariah di Gedung OJK, Selasa (11/4/2023).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Direktur Pengaturan dan Pengembangan Perbankan Syariah OJK Nyimas Rohmah (kiri), Direktur Pengembangan Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah OJK Fadilah Kartikasasi (tengah), dan Direktur Pengembangan IKNB dan Inovasi Keuangan Digital (kanan) Edi Setijawan menjelaskan mengenai perkembangan keuangan syariah di Gedung OJK, Selasa (11/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan perkembangan keuangan syariah terus tumbuh positif. Direktur Pengaturan dan Pengembangan Perbankan Syariah OJK Nyimas Rohmah mengungkapkan per Desember 2022, total aset keuangan syariah Indonesia (tidak termasuk saham syariah) mencapai Rp 2.375,84 triliun atau 151,03 miliar dolar AS.

"Jadi ini total aset keuangan syariah Indonesia share-nya di atas 10 persen," kata Nyimas dalam Media Briefing Keuangan Syariah, Selasa (11/4/2023).

Baca Juga

Nyimas menrinci, perkembangan industri perbankan syariah hingga akhir 2022 telah berhasil mengumpulkan aset hingga Rp 802,26 triliun. Sementara itu pembiayaan syariah per Desember 2022 juga sudah mencapai Rp 33,10 triliun yang naik dari sebelumnya pada 2021 mencapai 23,53 triliun.

Dia menambahkan, aset dan DPK dalam perbankan syariah juga terus mengalami pertumbuhan positif. Nyimas menegaskan, hal tersebut terlihat dengan jumlah rekening perbankan syariah yang terus menunjukkan peningkatan.

"Dari sisi pertumbuhan aset DPK seluruhnya terdapat pertumbuhan dengan double digit. Aset pada 2022 tumbuh 15,63 persen dalam kurun waktu satu tahun 2022. Pembiayaan lebih besar lagi hingga 20,44 persen dan DPK mencapai 12,93 persen," jelas Nyimas.

Untuk itu, Nyimas menilai pertumbuhan perbankan syariah dari tahun ke tahun tetap terjaga positif. Padahal, dia mengatakan industri perbankan nasional pada saat pandemi sempat negatif namun perbankan syariah bisa bertahan dengan pertumbuhan positif.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement