Kamis 13 Apr 2023 15:00 WIB

Mandiri Institute: Belanja Masyarakat Terakselerasi Momen Ramadhan

Porsi belanja terkait supermarket dan ritel merupakan yang tertinggi sejak 2022.

 Warga membeli baju muslim di pasar tradisional di pasar Aceh, Banda Aceh, 25 April 2022. Transaksi jual beli tekstil khususnya baju muslim meningkat sangat pesat tahun ini menyusul kondisi pandemi Covid-19 yang landai dan persiapan masyarakat menyambut Ramadhan dan Idul Fitri. Berdasarkan data State of Global Islamic Economy Report 2020/2021, tren belanja busana muslim di Indonesia diprediksi akan meningkat pesat hingga tahun 2024 mencapai 4,5 triliun rupiah.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Warga membeli baju muslim di pasar tradisional di pasar Aceh, Banda Aceh, 25 April 2022. Transaksi jual beli tekstil khususnya baju muslim meningkat sangat pesat tahun ini menyusul kondisi pandemi Covid-19 yang landai dan persiapan masyarakat menyambut Ramadhan dan Idul Fitri. Berdasarkan data State of Global Islamic Economy Report 2020/2021, tren belanja busana muslim di Indonesia diprediksi akan meningkat pesat hingga tahun 2024 mencapai 4,5 triliun rupiah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei Mandiri Institute mengindikasikan belanja masyarakat mengalami akselerasi seiring dimulainya bulan Ramadhan pada akhir Maret 2023, yang ditunjukkan oleh Mandiri Spending Index (MSI) dimana indeks nilai belanja Maret 2023 mencapai 136,4, tertinggi sejak Januari 2023.

"Penghapusan pembatasan mobilitas masyarakat (PPKM) sejak awal tahun mendorong meningkatnya aktivitas masyarakat, termasuk aktivitas ekonomi," kata Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (13/4/2023).

Baca Juga

Ia menjelaskan tren kenaikan belanja berlangsung sejak akhir Februari 2023 yang terjadi di seluruh wilayah. Sepanjang Januari-Maret 2023, kenaikan nilai belanja terutama terlihat di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, Jawa, serta Kalimantan.

Kenaikan di Bali dan Nusa Tenggara lebih didorong oleh volume belanja, sedangkan di Jawa dan Kalimantan lebih didorong oleh faktor harga. Di wilayah lain, terjadi penurunan nilai belanja, terutama didorong oleh penurunan volume belanja di tengah tingkat harga yang masih relatif tinggi.

Seperti pola di tahun-tahun sebelumnya, tingkat belanja meningkat sejak satu bulan menjelang Ramadhan hingga periode mudik dan libur Lebaran. Porsi belanja terkait supermarket dan ritel selama tiga bulan pertama tahun ini terlihat meningkat signifikan dan merupakan yang tertinggi sejak 2022, sementara porsi belanja terkait pakaian dan aksesoris di pusat perbelanjaan merupakan yang tertinggi di 2023.

Selain barang-barang konsumsi, Teguh menyebutkan belanja terkait mobilitas juga meningkat, baik dalam tren jangka pendek maupun jangka menengah. Belanja beberapa barang tahan lama seperti perlengkapan rumah tangga dan barang-barang elektronik pun meningkat per Maret 2023.

Dengan demikian menjelang Ramadhan tahun ini, Survei Mandiri Institute mencatat tingkat belanja rata-rata tumbuh empat persen dibanding periode sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Namun seiring dengan perkiraan aktivitas mudik akan lebih masif di tahun ini, belanja masyarakat diperkirakan meningkat signifikan menjelang Lebaran.

Survei ini pun memproyeksikan belanja selama Ramadhan dan Lebaran akan mendorong penguatan konsumsi rumah tangga, baik pada triwulan I-2023 maupun kuartal II-2023. Kendati demikian, volume belanja cenderung terhadang kenaikan inflasi di awal kuartal pertama tahun ini meski terdapat peningkatan nilai belanja.

"Maka dari itu, menjaga laju inflasi merupakan hal penting untuk menjaga momentum belanja," ungkapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement